Belanda Terapkan Konsep Work Life Balance. Apa Itu?

Penulis: Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com, Deventer – Pandemi COVID-19 mengubah pola dunia kerja, dari yang tadinya lebih banyak tatap muka, jadi sebaliknya. Di masa-masa sekarang ini, bekerja lebih banyak dilakukan secara daring (online). Alih-alih ngantor, sekarang ini para pekerja lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah.

Nah, ini menjadi tantangan bagi para mahasiswa semester akhir yang bakal menghadapi dunia kerja. Mereka mau tak mau harus menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada saat ini.

Ryvo Octaviano (Dok. Pribadi)

Ryvo Octaviano, warga negara Indonesia (WNI) lulusan Universitas Teknik Eindhoven Belanda, salah satu contohnya. Setelah menamatkan studinya, ia kini bekerja di lembaga Riset Belanda TNO Research and Development Engineer. Menurut Ryvo, Belanda memiliki konsep work life balance. Artinya, jam kerja benar-benar digunakan untuk bekerja.

“Misalnya, kita mulai bekerja dari jam 09.00 sampai jam 17.00, setelah selesai kerja, sisa waktu bisa digunakan untuk personal life. Jadi jelas banget kapan waktunya bekerja, dan kapan waktunya untuk keluarga, hobi dan berkumpul dengan teman-teman. Intinya, hidup itu kan tidak hanya dihabiskan untuk bekerja saja. Itu yang dimaksud dengan work life balance. Jika dibandingkan dengan di Indonesia, semakin lama dia bekerja di kantor, bahkan sampai pulang larut malam, pasti dipuji karena dianggap pekerja keras. Kalau di Belanda malah ditegur,” tutur Ryvo, dalam acara zoom meeting bertajuk “Kick-Starting Your Career 2021”, belum lama ini.

Pencerahan tentang dunia kerja. (RSPO)

Banyak mahasiswa yang menjelang kelulusannya, membutuhkan pencerahan tetang dunia kerja yang akan mereka hadapi. Menjawab kegelisahan mahasiswa Indonesia di Belanda ini, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda (PPIB), bekerja sama dengan Nuffic Neso Indonesia, serta Indonesia Nederland Youth Society (INYS), menggelar kegiatan “Kick-Starting Your Career 2021”.