Penulis: Jenny Muda/Sumber: berita NOS Belanda
Kabarbelanda.com, Amsterdam – Ada banyak teori konspirasi yang dianut sekelompok orang. Salah satu teori konspirasi yang berkembang di kalangan warga Belanda berasal dari Amerika Serikat, yaitu QAnon, yang pada intinya berkeyakinan ada sesuatu atau institusi lain dalam pemerintahan yang memiliki kekuasaan lebih tinggi daripada kekuasaan formal.
Mengapa orang Belanda, yang terkenal down to earth dan selalu menggunakan akal sehatnya, bisa mempercayai teori konspirasi tersebut? Penganut teori konspirasi ini merasa kecewa, curiga, bahkan tidak percaya lagi terhadap pemerintahan yang ada.
Saat ini, pemerintah sedang berusaha menangani masalah pandemi corona dan mengambil keputusan-keputusan yang tidak populer, demi mengendalikan penyebaran virus tersebut. Pemberlakuan lockdown dan jam malam yang merupakan keputusan yang paling berat yang sangat membatasi pergerakan, bahkan dituding merampas hak asasi manusia.
Hal inilah yang memicu ketidakpuasan masyarakat dan kemudian turun ke jalan berdemonstrasi hampir setiap akhir pekan di Amsterdam, yang selingkali berakhir dengan bentrokan dengan polisi. Polisi pun mengalami kesuliatan melacak demonstran yang berpotensi melakukan huru-hara. Sebelumnya polisi lebih mudah menangani ulah para suporter sepak bola atau hooligans ketimbang demonstrasi yang digerakkan pendukung teori konspirasi ini, yang merupakan orang-orang biasa.