Masakan Indonesia Jadi Primadona Perayaan Natal di Belanda

Penulis: Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com – Umat Kristen di seluruh dunia baru saja merayakan Natal pada 25 Desember kemarin. Begitu juga dengan warga Belanda. Tahun ini, ada yang istimewa pada perayaan Natal di gereja Kota Deventer, Belanda.

Pertama, ini adalah tahun pertama perayaan Natal bersama pasca-pandemi COVID-19. Jemaat bisa dengan leluasa berkumpul dan melakukan ibadah bersama di gereja terdekat. Tak ada lagi batasan protokol kesehatan.

Kedua, mengenakan pakaian khas Nusantara. Jemaat perempuan mengenakan kebaya, sedangkan laki-laki mengenakan batik. Ini adalah bagian dari identitas diri sebagai bangsa Indonesia.

Selain itu, juga suguhan masakan Indonesia seusai ibadah Natal. Masakan Indonesia memang selalu dinanti-nanti saat acara ramah tamah di momen apa pun di Negeri Kincir Angin ini. Bukan hanya bagi WNI yang lama bermukim di sana. Orang Belanda juga sangat menggemari sajian menu khas Nusantara.

Teladani sikap hidup Yesus  

Suhu udara yang tidak terlalu dingin, berkisar antara 10- 12 derajat celsius, menambah semangat para jemaat untuk melakukan ibadah. Sekitar 220 jemaat Gereja Leef di kota Deventer Belanda berbondong-bondong menuju gedung Open Hof di kawasan Keizarlanden. Ibadah dimulai tepat pukul 10.30 pagi.

Sebanyak 220 jemaat Gereja Leef memenuhi gedung Open Hof di Keizarlanden.  (Foto: Yuke Mayaratih)

Pendeta Christian Tan yang merupakan warga Belanda keturunan Indonesia menyampaikan pesan Natal. Ia berkhotbah tentang pentingnya umat Kristiani untuk meneladani sikap hidup  Tuhan Yesus. Pesan pentingnya, menebar kasih dan menolong sesama serta mengampuni orang yang melakukan kejahatan.

“Seperti Yesus yang mengampuni mereka yang menganiaya dan membunuhNya. Mengasihi orang lain tidak hanya sebatas keluarga saja tetapi juga tetangga dan lingkungan dimana kita berada. Situasi krisis ekonomi yang melanda Eropa saat ini tanpa kita sadari membuat kita takut untuk memberi dan melakukan hal-hal baik. Menjadi pribadi yang memikirkan diri sendiri. Nah Dengan semangat Natal hari ini, kita kembali melihat kasih Tuhan kepada umatNya,” tuturnya.

Suguhan lagu dari Pendeta Christian Tan dkk, pada acara ramah tamah. (Foto: Yuke Mayaratih)

Batik dan kebaya

Sekelompok warga Indonesia ada yang menyumbang lagu. Mereka melantunkan “Hai Mari Berhimpun dan Bersukaria”. Ada juga persembahan tarian dan lagu oleh anak-anak sekolah minggu. Mereka berasal dari jemaat Gereja Leef dan Gereja Oase.