“Anak bermain untuk merasa mampu, merasa menang, merasa diperhatikan,” katanya.
Melalui pendekatan play therapy, ia membantu orang tua memahami bahwa batasan penggunaan gawai bukan sekadar soal durasi, tetapi juga soal membangun hubungan yang lebih hadir dan hangat di rumah.
Ruang Hangat dari Islandia untuk Komunitas Eropa
Berkat panduan Asti Tyas Nurhidayati, suasana yang dibangun terasa hangat, seperti ruang pertemuan kecil yang mempertemukan orang tua yang saling memahami tantangan satu sama lain.
Beberapa peserta bercerita tentang anak yang sulit lepas dari gim ketika cuaca hujan terus-menerus. Ada juga yang merasa kebingungan mengatur waktu layar karena tuntutan sekolah semakin banyak dilakukan secara digital. Cerita-cerita itu disambut dengan diskusi yang empatik dan saling menguatkan.
Lebih dari Sekadar Diskusi: Ini Tentang Tidak Lagi Merasa Sendirian
Seiring diskusi berlangsung, tampak jelas bahwa yang dicari bukan hanya solusi praktis, tetapi juga tempat untuk merasa tidak sendiri. Para narasumber memberikan strategi yang dapat langsung diterapkan: membuat zona tanpa gawai, mengatur jadwal harian, mengajak anak bermain di luar ruangan, hingga membangun komunikasi yang lebih terbuka.
Bagi banyak peserta, terutama yang merantau, momen ini terasa seperti menemukan kembali komunitas, meski dalam ruang virtual.
Menguatkan Orang Tua, Menguatkan Anak
Menutup acara, Asti Tyas menyampaikan pesan yang menjadi benang merah seluruh diskusi.
“Kecanduan gim pada anak bukan masalah orang tua saja. Ini tantangan zaman, dan kita bisa menghadapinya bersama.”
Ruanita Indonesia berencana merangkum hasil diskusi dan membagikannya melalui situs serta media sosial mereka, sehingga keluarga Indonesia, baik di Belanda maupun negara Eropa lainnya, dapat mengakses panduan praktis tersebut.
Di tengah kehidupan perantauan yang sering kali sunyi dari dukungan keluarga besar, ruang seperti ini menjadi oase. Sebuah pengingat bahwa meski hidup di negara berbeda, para orang tua Indonesia tetap berjalan di jalur yang sama: membesarkan anak-anak yang kuat, cerdas, dan seimbang di tengah dunia digital yang terus berubah.

