Jakarta, Kabarbelanda.com – Di bawah langit Jakarta yang merayap temaram, pesawat yang membawa Yang Mulia Ratu Máxima dari Kerajaan Belanda berhenti perlahan di apron Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta, Senin malam, 24 November 2025. Dari balik kaca jet bridge, siluet Ratu terlihat bergerak, langkahnya mantap menyambut rangkaian agenda panjang sebagai United Nations Secretary-General’s Special Advocate (UNSGSA) untuk kesehatan finansial.
Begitu pintu pesawat terbuka, penyambutan berlangsung hangat. Friderica Widyasari Dewi, anggota Dewan Komisioner OJK untuk Edukasi dan Perlindungan Konsumen, berdiri berdampingan dengan Marc Gerritsen, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, serta Gita Sabharwal, UN Resident Coordinator di Indonesia. Ketiganya menyambut Ratu Máxima yang tiba dengan senyum lebar, suasana yang terekam dalam foto resmi UNSGSA karya Patrick van Katwijk.

Beberapa menit kemudian, Ratu berjalan menyusuri lorong jet bridge bersama Gita Sabharwal. Sekali dua kali ia menoleh ke luar kaca, seakan menyerap kembali suasana Indonesia yang bukan asing baginya. Di atas karpet merah bandara, ia berbincang singkat dengan Friderica, membuka kunjungan empat hari yang akan membawa dirinya dari Solo hingga ke Jakarta.
Mendengar langsung denyut finansial pekerja dan pelaku usaha
Hari ini, Selasa, 25 November, matahari Solo baru naik ketika Ratu Máxima memulai rangkaian kunjungan. Di sebuah pabrik garmen di sekitar Surakarta, ia bertemu para pekerja yang mengikuti program Reimagining Industries to Support Equality (RISE). Para buruh, sebagian besar perempuan, bercerita bagaimana pembayaran upah secara elektronik memudahkan mereka mengatur tagihan, menabung, dan memahami arus pengeluaran.
Ratu mendengarkan dengan serius, sesekali bertanya rinci, terutama soal pelatihan literasi finansial yang mereka terima. Di balik perbincangan itu, tampak upaya menjembatani kebutuhan pekerja kecil dengan berbagai inovasi industri.
Dari pabrik garmen, ia beranjak ke sebuah workshop batik tradisional. Di ruangan yang hangat oleh aroma malam dan kain yang baru diturunkan dari jemuran, para pengusaha perempuan berbagi pengalaman membangun usaha dengan dukungan fintech Amartha. Melalui aplikasi yang sederhana, mereka mendapat akses pinjaman kecil, fasilitas investasi, hingga layanan perbankan daring. Pelatihan keterampilan digital dan finansial menjadi pendamping yang membuat langkah mereka lebih percaya diri.
Siang harinya, dalam sesi yang diselenggarakan Women’s World Banking, Ratu berdialog dengan anak muda, mahasiswa, pengusaha rintisan, hingga influencer. Percakapan mengalir dari pengalaman pertama menggunakan produk keuangan hingga tantangan keamanan digital. Forum itu menjadi ruang untuk menangkap perubahan perilaku generasi baru dalam mengelola uang mereka.
Menghubungkan kebijakan dan kehidupan sehari-hari
Rabu pagi, 26 November, Ratu Máxima hadir di kantor PBB di Jakarta untuk berdiskusi dengan berbagai organisasi pembangunan. Di sana, ia menelusuri strategi yang dapat memperkuat kesehatan finansial rumah tangga Indonesia , sebuah tema yang kini menempati ruang penting dalam agenda pembangunan nasional.

