Dari laut, pembicaraan beralih ke langit, tepatnya ke masa depan industri semikonduktor dan teknologi tinggi. Indonesia, menurut Sugiono, ingin menjadikan kolaborasi ini sebagai batu loncatan untuk menjadi pusat inovasi regional.

“Kerja sama dalam riset, desain chip, dan pendidikan akan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global,” ujarnya. Van Weel menyambut gagasan itu. “Kami melihat potensi besar dalam talenta muda Indonesia,” katanya.
Selain teknologi, pembicaraan juga menyinggung krisis global. Keduanya menyatakan keprihatinan terhadap situasi di Gaza dan Ukraina. Indonesia menegaskan kembali dukungan pada solusi dua negara untuk Palestina dan menyerukan penghentian segera krisis kemanusiaan di Gaza.
“Dalam dunia yang makin terbelah, kita perlu jembatan,” kata Van Weel. “Dan Indonesia memainkan peran itu dengan sangat berharga.”
Dari Den Haag ke Jakarta, Menyambung Harapan
Kunjungan Van Weel ke Indonesia menjadi yang pertama sebagai menteri luar negeri dan kunjungan luar negeri perdananya ke Asia. “Bagi saya, ini lebih dari perjalanan diplomatik,” ujarnya. “Ini seperti pulang ke rumah kedua, ke negara yang berbagi sejarah panjang dengan Belanda.”
Ia mengutip sederet inisiatif yang telah berjalan: misi dagang terbesar Belanda ke Indonesia pada Juni lalu, kerja sama senilai 300 juta euro dengan Invest International, serta dukungan Belanda untuk aksesi Indonesia ke OECD. “Semua ini menjadi bukti bahwa hubungan kita tidak hanya kuat, tetapi juga tumbuh,” katanya.
Van Weel juga menyinggung sisi ringan dari hubungan kedua bangsa: sepak bola. Ia menyebut Patrick Kluivert, legenda Belanda yang kini melatih tim nasional Indonesia. “Sebagai orang Belanda, saya bangga melihat Kluivert berkontribusi di sini,” ujarnya sambil tersenyum. “Meski hasil pertandingan kemarin belum memuaskan, semoga Indonesia tetap melaju ke Piala Dunia.”
Menatap Masa Depan Bersama
Pertemuan di Gedung Pancasila berakhir dengan suasana hangat dan penuh optimisme. Dua bangsa yang pernah berpisah karena sejarah kini duduk sejajar, berbagi gagasan untuk dunia yang lebih hijau, aman, dan inklusif.
“Belanda adalah mitra tepercaya,” kata Sugiono menutup pertemuan. “Apa yang kita pelajari dari masa lalu menjadi fondasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, bagi kedua bangsa, dan bagi dunia.”