“This is Indonesia”: Ketika Budaya Nusantara Menghidupkan Eropa

Sepanjang acara, para tamu yang didominasi oleh orang asing ini tampak betah dan asik menikmati rentetan kegiatan. (Foto: Imam Marajo)

“Kami tidak ingin pelaku UMKM menanggung risiko. Perinma hadir bukan untuk bisnis, tetapi untuk memberi,” ujar Ambar. Ia menegaskan, selama ini banyak promosi UMKM di Eropa yang berakhir merugikan pengrajin. “Kami ingin membuktikan bahwa dukungan nyata bisa dilakukan tanpa iming-iming komersial.”

Gratis dan Bermakna Sosial

Kegiatan ini terbuka gratis untuk umum. Pengunjung bebas mengikuti lokakarya, mencicipi kuliner, hingga membeli produk nusantara. Panitia juga menggelar tombola berhadiah utama tiket pesawat Amsterdam–Yogyakarta. Seluruh hasil penjualan disumbangkan untuk penyediaan air bersih di Nusa Tenggara Timur melalui kerja sama dengan organisasi Satu Indonesia Belanda.

“Semua sponsor dan hadiah kami danai mandiri. Kami hanya ingin memberi yang terbaik,” kata Sakaria Wielgosz, Wakil Ketua Umum Perinma sekaligus penanggung jawab acara.

Ia menambahkan, kepuasan peserta dan keberhasilan UMKM menjual habis produk mereka menjadi kebanggaan tersendiri. “Acara ini murni gotong royong diaspora. Tidak ada motif bisnis, hanya semangat memberi untuk Indonesia.”

Semangat Diaspora untuk Negeri

Melalui This is Indonesia, Perinma menunjukkan bahwa semangat diaspora bukan sekadar nostalgia tanah air, tetapi aksi nyata untuk memperkenalkan Indonesia secara positif di dunia. Sebuah langkah kecil namun berarti, dari Eropa untuk Indonesia.

Tinggalkan Balasan