Sepanjang mereka bermain, berbagai alat musik yang mereka mainkan seperti berdialog satu sama lainnya. Taganing Batak bersahut-sahutan dengan kendang
Sunda, ditimpali suara Hadrah Betawi.
https://www.instagram.com/p/DKULyomBUbL/
Pada saat tempo musik berobah pelan, Dijeridoo menggema lalu disambut terompet pencak dari tanah Sunda. Lalu gitar elektrik dengan efek bunyi seperti terompet menyambutnya.
“Kita butuh lower range, suara rendah yang khas dari Dijeridoo. Sedangkan gitar dan bass elektrik itu, kita butuh power nya kalau kita main di panggung terbuka. Itu untuk kebutuhan komposisi. Dalam hal itu kami tidak cuma memadukan berbagai alat-alat musik, tetapi juga mengupayakan agar ada dialog antar budaya,” papar Franki.
Semangat itulah yang menggerakkan Paguyuban Budaya Fusion Arts di Belanda untuk mengundang Franki dan INO berbagi pengetahuan melalui sebuah workshop eksklusif. Franki Raden menyambut tawaran organisasi kesenian di Belanda itu dengan senang hati. Ini kabar gembira.

Pada Jumat, 4 Juli 2025, pukul 14.00 hingga 17.00, Franki Raden akan menggelar workshop musik di Indonesian Heritage Arts (IHA), Amsterdam, tepatnya di Brahcthuijzerstraat 4, 1075 EN Amsterdam.
Workshop ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya, namun jumlah peserta dibatasi. Sebuah kesempatan langka untuk menyelami langsung filosofi musik lintas budaya dari sang maestro.
Bagi Anda yang ingin merasakan denyut energi musik yang menyatukan tradisi dan modernitas, keheningan dan denting, inilah momen yang sayang untuk dilewatkan. Daftar segera melalui:
Mira: +31 641 376 525
Eva: +31 623 680 799