Kolaborasi Ilmiah Lintas Benua
Di balik penemuan besar ini, berdiri tim kolaboratif dari berbagai institusi Indonesia seperti BRIN, Museum Geologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, serta mitra teknis seperti PT Pelindo dan perusahaan pengerukan dari Jakarta dan Surabaya. Tim Belanda sendiri melibatkan Universitas Leiden dan Universitas Twente.
Kerja sama ini menghasilkan empat artikel ilmiah besar, yang diterbitkan minggu ini dalam jurnal internasional Quaternary Environments and Humans. Ini bukan hanya tentang fosil, tapi tentang merekonstruksi ekosistem purba dan hubungan manusia dengan lingkungannya.
Bagi diaspora Indonesia di Belanda, temuan ini adalah momen penting untuk merasa terkoneksi kembali dengan akar budaya dan sejarah tanah air. Sebagai negara yang pernah menjadi jembatan pengetahuan antara Indonesia dan Eropa, Belanda kini kembali memainkan peran penting—bukan dalam konteks kolonialisme, melainkan dalam kemitraan ilmiah yang setara dan saling menghormati.