Penelitian ini menantang pandangan lama bahwa Homo erectus hidup secara terbatas hanya di Jawa. Temuan di dasar laut menunjukkan bahwa manusia purba ini tidak hanya tinggal, tapi juga berpindah, berburu, dan beradaptasi dengan lingkungan yang luas dan dinamis.
“Di jalur pinggir sungai itu, mereka mendapatkan air, kerang, ikan, buah, dan biji-bijian sepanjang tahun. Sudah diketahui bahwa Homo erectus mengumpulkan kerang sungai. Di antara peninggalan fosil yang baru, kami juga menemukan bekas potongan tulang kura-kura dan banyak patahan tulang sapi, yang menunjukkan adanya perburuan dan konsumsi sumsum tulang,” kata Berghuis.
Yang lebih mengejutkan, pola hidup ini sebelumnya hanya dikenal pada manusia modern seperti Homo sapiens dan Denisovan. Temuan ini membuka kemungkinan adanya kontak, bahkan percampuran genetik antar kelompok manusia purba.
“Cara hidup seperti ini tidak kami ketahui sebelumnya pada populasi Homo erectus di Jawa, tetapi kami mengenalinya pada populasi jenis-jenis manusia yang lebih modern di benua Asia. Mungkin, Homo erectus meniru praktik ini dari mereka. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya kontak antara kelompok-kelompok itu, atau bahkan terjadi percampuran genetik,” tambah Berghuis.