Salon du Chocolat 2004, Pengunjung Serbu Cokelat Indonesia

Acara ini merupakan pertemuan tahunan bagi pecinta cokelat, dengan berbagai acara seperti parade busana cokelat, patung-patung cokelat yang monumental, dan berbagai workshop pembuatan cokelat.

Tema tahun ini, “Chocolate through Time” menyoroti sejarah cokelat dan cara mengolahnya dari masa ke masa, menyajikan sudut pandang yang menarik dan edukatif bagi para pengunjung.

ACBI berharap Indonesia bisa mendapat predikat negara penghasil cokelat berkualitas premium. (Foto: ACBI/Rieska Wulandari)

Salon du Chocolat 2024 juga mencakup area khusus business to business (B2B) yang dibuka dari 30 Oktober hingga 1 November.

Forum B2B ini memungkinkan pelaku bisnis bertemu dengan para profesional dari industri cokelat dan permen. Berbagai sesi mencicipi cokelat dari seluruh dunia dan pameran kreasi inovatif juga diadakan, menjadikan pengalaman yang memanjakan lidah dan mata.

Asosiasi Cokelat Bean to Bar Indonesia (ACBI) adalah asosiasi yang beranggotakan para pembuat cokelat artisan,  menggunakan biji kakao fermentasi 100 persen dari Indonesia untuk membuat cokelat batangan.

Misi ACBI adalah memperkuat petani kakao fine flavor yang fokus pada fermentasi, untuk memberikan nilai tambah terhadap biji kakao tersebut dengan semangat keberlanjutan, transparansi, akuntabilitas dan peningkatan kesejahteraan petani.

ACBI juga membeli biji kakao langsung dari petani untuk memastikan harga yang adil. Asosiasi juga mengontrol kualitas biji kakao fermentasi.

Asosiasi  terus menerus melakukan kampanye produk cokelat yang sehat.  Selama ini produk cokelat menghadapi resistensi konsumen dalam negeri. Misalnya akibat mitos yang menyebutkan kalau cokelat memicu batuk, yang beredar di masyarakat.

Adapun Terve adalah perusahaan pengrajin cokelat premium asal Bandung Indonesia yang akan hadir dalam pameran SIAL Paris 2024 dan Salon du Chocolat 2024.

Terve menjalankan usahanya dengan komitmen pada produksi cokelat premium dengan kandungan cokelat di atas 55 persen, bersumber pada varietas biji asli Indonesia antara lain peraih penghargaan, biji cokelat Ransiki dari Papua.

Meski tergolong artisanal, Terve menghadirkan teknologi Italia yang mampu mengontrol setiap langkah untuk memastikan kualitas setiap batang cokelat menjadi pengalaman istimewa bagi penikmatnya.

Dalam  setahun, Terve telah berhasil melakukan ekspor ke Jepang. Saat ini berusaha menggaet pasar ekspor, Jerman, Hong Kong,  dan UK.