Cokelat Indonesia Go Eropa, ACBI Hadir di Pameran Pangan SIAL Paris 2024

Kakao di Indonesia sudah ada sejak zaman Orde Baru, tetapi petani kurang dilatih untuk fermentasi. (Foto: ACBI)

Kisah serupa terjadi di Gaura, Sumba Barat Daya, yang juga menghasilkan biji cokelat single origin. Kenaikan harga ekspor membantu petani lokal. Selain itu, pariwisata di daerah ini bisa berkembang berkat perkebunan dan industri cokelat.

Petani biji cokelat di Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, mulai merasakan manfaat pelatihan fermentasi. Biji kakao Ransiki, yang tumbuh di Pegunungan Arfak, memiliki rasa berbeda dari cokelat pahit umumnya. Rasanya creamy dan manis, berkat kondisi pertumbuhan yang alami.

Pada 2023, biji cokelat ini meraih penghargaan gold medal, cacao of excellence dari International Center for Tropical Agricultural (CIAT). Cokelat Ransiki menawarkan pengalaman mewah dengan rasa yang kaya dan lembut, serta aroma buah dan sedikit vanila manis. Cokelat ini mencerminkan keindahan Papua dan kekayaan tanahnya.

Menurut data International Cocoa Organization (ICCO) 2022-2023, Indonesia merupakan negara pengolah produk kakao olahan ke-3 terbesar dunia setelah Belanda dan Pantai Gading. (Foto: ACBI)

Kakao di Indonesia sudah ada sejak zaman Orde Baru, tetapi petani kurang dilatih untuk fermentasi. Indonesia memproduksi 460 ribu ton kakao untuk ekspor, tetapi kualitas biji kakao masih dianggap “asalan” karena tidak difermentasi. Masalah ini disebabkan kurangnya pelatihan bagi petani. Situasi mulai membaik berkat komitmen pengrajin cokelat lokal yang memberikan pelatihan fermentasi kepada petani.

“Kita masih dalam tahap percobaan, tetapi optimis akan menghasilkan sesuatu yang produktif. Sektor ini berpotensi menyerap banyak tenaga kerja. Indonesia sudah memiliki potensi single origin dan lahan yang cukup. Dengan melatih petani dalam fermentasi, kita bisa memperkuat sektor ini. Selain itu, pengusaha cokelat lokal mulai berkembang dan permintaan masyarakat terhadap cokelat meningkat,” kata Aprilia.

Menurut data International Cocoa Organization (ICCO) 2022-2023, Indonesia merupakan negara pengolah produk kakao olahan ke-3 terbesar dunia setelah Belanda dan Pantai Gading.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :