Berlatih Aikido di Amsterdam, Perjalanan Mencari Kedamaian

Bayangkan, terakhir kali saya melakukan backward and forward roll adalah ketika saya masih duduk di sekolah dasar.  Dan sekarang saya harus mempelajarinya lagi selang sekian puluh tahun kemudian.

Belum lagi, saya perlu juga mempelajari tata krama ala Jepang seperti berjalan dengan lutut (shikko), yang membuat lutut saya sempat memar setelah mempraktikkannya.

Komunitas yang saling peduli (Foto: Koleksi pribadi)

Untungnya, sebagai orang Indonesia yang terbiasa duduk bersila dan berjongkok, membuat tubuh saya cukup lentur dibandingkan dengan teman-teman non-Asia lainnya. Selain berlatih teknik di dojo, kami juga sering berlatih di taman, apalagi jika cuaca sedang panas.

Di taman, kami banyak berlatih dengan bokken (pedang kayu) dan tanto (pisau kayu). Di situ kami juga mempraktikkan bagaimana menyerang dan menangkis serangan dengan benar.

Latihan semakin menyenangkan karena saya memiliki banyak teman berlatih dengan berbagai latar belakang kewarganegaraan, profesi dan usia. Kami sangat mendukung satu dan lainnya. Rasanya tidak malu untuk melakukan kesalahan. Bahkan saat gagal mempraktikkan teknik-teknik tertentu sekalipun.

Saya juga merasa mendapatkan komunitas yang peduli satu dengan yang lainnya. Sesuatu yang jarang saya temukan di belantara Amsterdam yang cenderung individualis dan merasa asing satu sama lain.

Setelah lebih dari satu tahun berlatih Aikido dengan rutin, akhirnya saya berhasil lolos ujian dan mendapatkan kenaikan tingkat pertama. Bagi saya, lolos kenaikan tingkat bukanlah yang utama, melainkan bagaimana menikmati proses dari latihan itu sendiri.

Bersyukur rasanya melihat diri saya bertumbuh, mendapatkan kembali keberanian dan kepercayaan diri yang sempat terjun bebas. Bagi saya, berlatih Aikido adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya ambil selama tinggal di Belanda.

Dengan aikido, saya belajar berdamai dengan keadaan dan diri sendiri, sekaligus melampaui keterbatasan.

Saya jadi ingat salah satu quote yang terkenal dari Morihei Ueshiba, the O-sensei, pendiri Aikido. “Be grateful even for hardship, setbacks, and bad people. Dealing with such obstacles is an essential part of training in the Art of Peace.”

Berikut Info Aikido di Amsterdam : Zenshin Aikido Amsterdam. https://www.zenshinamsterdam.com. Jadual latihan setiap Rabu (Pk 06:30 PM) dan Sabtu (Pk 11:00 AM) dengan biaya 45 euro/bulan

*Penulis adalah mahasiswa Ph.D, Amsterdam UMC, University of Amsterdam dan tinggal di Amsterdam

 

Comments are closed.