Kisah di Balik Layar Penyelenggaraan Pasar Indonesia 2024

Sebenarnya Heri dan Theo berada dalam tim event organizer Mitos Harlem. Baik Heri dan Theo seakan tak pernah kehabisan ide untuk melakukan berbagai kegiatan di Belanda. Baik untuk pasar warga Indonesia yang tinggal di Belanda, maupun untuk warga Belanda atau lebih spesifik untuk warga campuran Indonesia Belanda atau kalangan Indo. 

Kegiatan yang mereka lakukan selama ini tak hanya melulu soal budaya seperti tarian dan musik tradisional saja, tetapi juga menggelar band musik Indonesia yang akan melakukan konser di Belanda. 

Melihat kesempatan yang besar dan kebutuhan hiburan di beberapa kalangan ini, mereka lalu menjalin kerja sama dengan beberapa pihak. Namun sayangnya, peraturan di Belanda tidak bisa sebebas di Indonesia.  

Aturan main dan sistem pembayaran terkait pajak dan juga honor freelance berlaku ketat. Seperti syarat menggelar acara dengan ribuan pengunjung. Selain wajib membayar petugas kebersihan, juga keamanan dan P3K.

Selain itu tata cara perizinan dan sistem kerja sama dengan pihak lain juga sangat ketat karena ada aturan pajak yang harus dilaporkan. Belum lagi penghasilan (inkomen) dari acara, juga harus ada laporan yang terinci sesuai standar Belanda. Intinya, tidak mudah. 

Dengan dasar inilah Theo, Heri dan komunitas Seni dan Budaya Indonesia di Belanda membuat Yayasan Stiching Ajang Kreasi Seni Indonesia (Aksi). Sejak yayasan ini berdiri, mereka sudah beberapa kali mengadakan kegiatan yang tentu saja melibatkan kreativitas warga Indonesia di Belanda.  Salah satu kegiatannya, seperti yang baru saja digelar, Pasar Indonesia 2024. 

Editor: Natalia Santi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :