Penulis : Yuke Mayaratih
Rijswijk, Kabarbelanda.com– Pasar Indonesia yang digelar selama dua hari yaitu Sabtu (1/6) dan Minggu (2/6) diserbu para pengunjung. Acara diadakan di Gedung Broodfabriek, Rijswijk, Belanda. Pengunjung yang datang kebanyakan adalah pengunjung setia Tong Tong Fair (TTF) yang biasanya diadakan tiap tahun selama 10 hari di lapangan Malieveld, Den Haag.
“Untung ada Pasar Indonesia, jadinya saya ke sini saja. Sebenarnya kami rencananya mau ke acara Tong Tong, karena memang tiap tahun selalu ke situ. Malah udah beli tiket secara online untuk tanggal 1 Juni. Tapi di sini lebih seru sih, terima kasih ya pak dubes sudah bikin acara ini,” kata salah seorang pengunjung yang tinggal di Jerman saat bertemu Dubes Mayerfas di acara Pasar Indonesia, Sabtu (1/6).

Pasar Indonesia 2024 memang dibuat untuk membantu meringankan kerugian pelaku ( Usaha Mikro Kecil & Menengah) UMKM akibat batalnya acara TTF 2024 di Den Haag. Selain karena barang barang mereka yang sampai ke Belanda, segala persiapan penginapan, tiket pesawat dan lainnya sudah dibayar semua.
Dengan sigap Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas lalu melakukan kordinasi dengan menteri luar negeri dan kementerian terkait lain untuk menyelenggarakan acara Pasar Indonesia 2024.

“Persiapannya memang mendadak. Di Belanda tak mudah mencari tempat yang strategis dalam waktu singkat. Semuanya dipastikan penuh. Namun beruntung di tanggal 1 & 2 Juni 2024, ada yang kosong, langsung kami bayar supaya bisa dipakai gedungnya,” kata Dubes Mayerfas kepada Kabarbelanda.com.
Banyaknya pengunjung ke acara ini, salah satunya karena gratis tiket masuk dan juga tak ada biaya parkir. Disamping tentu saja ada hiburan dan kuliner khas Indonesia serta bertemu teman dan keluarga lain.
Menurut Willy Overink warga keturunan Indonesia yang lahir di Belanda mengatakan, acara ini betul betul original Indonesia. Sangat berbeda dengan Tong Tong Fair . Selain suasananya, barang dagangan serta warung yang menjual makanan panas juga sangat otentik. Lagi pula tidak ada tiket masuk untuk Pasar Indonesia, kata pria yang baru saja kembali dari liburan di Indonesia empat bulan lalu.

Menurut Willy, jika acara ini diadakan tahun depan, ia akan datang selama dua hari berturut turut. Selam ini Willy mengaku datang ke acara TTF setiap dua tahun sekali. Karena ia harus membuat anggaran untuk ke acara TTF. Paling tidak ongkos bensin, parkir dan tiket masuk yang tidak murah.
Sementara di acara Pasar Indonesia, ia hanya mengeluarkan uang untuk makan, minum dan bensin saja. Jadi, tentu lebih murah.
Menurut Anna Serviana, warga Indonesia yang tinggal di Leiden, acara Pasar Indonesia ini sangat menarik karena para penjualnya semua dari Indonesia.