Tapisserie de Bayeux, Warisan Raja William Sang Penakluk

Demikianlah hampir seribu tahun permadani dinding tersebut menjadi saksi bisu sejarah. Keelokannya tak lekang oleh zaman dengan segala situasi dan kondisinya, menjadi harta yang sungguh tak ternilai.

Guna menghindari dari kerusakan, cahaya, suhu dan kelembaban ruangan tempat permadani dinding dipajang sedemikian rupa. Suhunya tak boleh terlalu lembab yang bisa menyebabkan munculnya jamur. Tak boleh juga terlalu kering yang bisa mematahkan benang-benangnya.

Demi pelestarian itu pulalah cahaya ruangan dibuat remang-remang. Selain itu para pengunjung dilarang memotret di ruang pajang permadani dinding. Pengambilan gambar dengan kamera maupun smartphone bisa merusak permadani secara perlahan.

Foto yang ditampilkan di sini adalah foto replikanya yang dipajang di toko souvenir. Karena tak bisa memotret permadani dinding yang asli, untuk kenang-kenangan, ada pula semacam brosur yang merupakan miniatur keseluruhan permadani dinding dengan skala 1:7.

Jika ingin mengunjungi museum ini pada musim liburan, sebaiknya melakukan reservasi terlebih dahulu melalui Internet.

Pengunjung museum berasal dari berbagai negara. Harga tiket 12 Euros untuk dewasa, 7 Euros untuk pelajar dan mahasiswa, 7,5 Euros untuk keluarga dengan banyak anak atau pencari kerja. Gratis untuk semua anak di bawah 10 tahun.

William Sang Penakluk

William The Conqueror atau William Sang Penakluk merupakan salah satu raja berkharisma di Inggris. Dia juga disegani di Eropa Barat pada jamannya. Raja inilah yang memerintahkan dibangunnya Tower of London, Menara London yang terkenal itu.

Warisan William I the Conqueror yang lain di Inggris adalah dalam bidang bahasa. Selama berkuasa di Inggris selama tak kurang dari 20 tahun, dia dan pengikutnya dari Normandia tetap menggunakan bahasa Prancis kuno dalam berkomunikasi. Bahkan sang raja menjadikan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi Kerajaan Inggris.

Parsel-parsel tanah di Inggris diserahkan pada para pengikutnya dan tuan-tuan tanah Inggris yang mampu berbahasa Prancis. Pernikahan antar anggota keluarga kerajaan Inggris dan Prancis selama berabad-abad memperbanyak kosa kata bahasa Prancis dalam bahasa Inggris.

Hingga kini diperkirakan 60 persen kosa kata bahasa Inggris berasal dari bahasa Prancis. Contohnya kata “duke” (dari kata duc), “sir” (dari kata sire), “beef” (dari kata boeuf) dan lain sebagainya.

Dan kini banyak kosa kata dari bahasa Inggris yang sebenarnya berasal dari Bahasa Prancis, kembali ke Prancis tanpa orang Prancis sadar bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Prancis.

Misalnya kata “budget” dari kata “bougette” (kantong uang), “very” dari kata “veray” / “vrai” (benar), “tenis” dari kata “tenez”, merupakan konjugasi kata “tenir” (pegang) untuk orang kedua formal atau orang kedua jamak. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.