Gunakan kartu yang telah didapatkan untuk melewati gerbang otomatis yang membentang di bagian depan perpustakaan.
Untuk mengakses koleksi naskah kuno Nusantara, setiap pengunjung harus menaiki tangga atau lift ke lantai dua.
Patut untuk diperhatikan bahwa di Belanda penomoran lantai dimulai dari lantai nol untuk lantai dasar.
Jadi mungkin untuk sebagian orang sudah terbiasa mengatakan lantai dua sebagai lantai tiga.
Naskah kuno nusantara terletak di daerah khusus bernama “Special Collections” di lantai paling atas gedung Perpustakaan Universitas Leiden.
Sebelum masuk ke area “special collections”, simpan semua tas, termasuk tas kecil ke dalam loker yang ditutup dengan kunci elektronik.
Pengunjung harus memasukkan empat digit kode diikuti menekan tombol lambang kunci dan menggerakkan kunci ke posisi tertutup.
Ingat baik-baik kode tersebut, karena akan digunakan lagi untuk membukanya.
Peraturan di wilayah “special collection” ini cukup ketat.
Selain pengunjung tidak boleh membawa tas, hanya boleh membawa laptop atau buku dan alat tulis pun tidak boleh pena, harus pensil. Maklum naskah-naskah yang ada sudah terbilang langka dan berusia tua.
Memasuki ruang baca di bagian “special collection” jangan heran kalau buku-buku yang ada di rak tidak sebanyak yang kita kira karena tidak semua 18.000 manuskrip kuno disimpan di sana.
Sebagian besar ada di ruang penyimpanan yang bisa kita pinjam dengan masuk ke portal perpustakaan.
Dalam waktu 15 menit sampai 1 jam, naskah yang kita minta sudah bisa diambil di resepsionis.
Untuk mencegah pencurian, petugas akan menimbang naskah tersebut sebelum dan sesudah dipinjam.
Jika ada satu halaman saja yang hilang, maka beratnya akan berkurang.
Ada beberapa naskah dikarenakan kondisi fisiknya sudah sangat rentan sehingga tidak dapat diberi akses untuk umum.
Tapi jika Anda seorang kurator atau akademisi dan memiliki surat penugasan khusus dari sebuah institusi, tentu tidak menutup kemungkinan untuk masih bisa mengakses naskah itu yang memerlukan teknik khusus untuk membukanya.
Pengalaman penulis menelaah beberapa naskah kuno Nusantara di Perpustakaan Universitas Leiden merupakan pengalaman yang berharga untuk bisa lebih mencintai dan menghargai bangsa sendiri.
Karena demikian kaya khazanah keilmuwan yang para leluhur kita miliki.
Sayang sekali kalau isi dari khazanah keilmuan tersebut hanya teronggok di rak-rak buku dan tak dikenali oleh generasi penerus.
Rasanya perlu ada sebuah upaya lebih serius dari pemerintah dan masyarakat untuk mulai melakukan akuisisi dokumentasi digital, transliterasi dan translasi serta publikasi dan pemberitaan dari kekayaan keilmuan dan budaya bangsa kita sendiri, terutama yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.