KRI Bima Suci Arungi Benua Eropa, Jadi Primadona di Berbagai Negara

Para pengunjung dibuat terkesima saat para taruna menampilkan Reog Ponorogo. Dalam pertunjukan itu Singa Barong, maskot berupa topeng berbentuk kepala singa dengan bulu-bulu merak menyerupai kipas raksasa, menari meliuk-liuk dengan lincahnya, diiringi gamelan khas Ponorogo.

Singa Barong, maskot Reog Ponorogo. (Foto: Sita Aulliya)

Sedangkan Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom dengan kostum topeng wajah berbulu, turut menari-nari dengan lincah dan enerjik, mengiringi Singa Barong.

“Tak mengherankan bila pada akhirnya KRI Bima Suci berhasil membawa pulang tiga nominasi, yaitu sebagai peserta terspektakuler, peserta terjauh (satu-satunya dari Asia), serta bidang sport (futsal),” kata Letkol Lubis kepada Kabar Belanda.

Mulai pukul 7 malam harinya, digelar cocktail party di atas geladak kapal buatan Vigo Spanyol yang dibangun pada 2017 itu.

Kapal berjenis kapal layar latih ini mempunyai panjang total 111,2 m, lebar 13,65 m, tinggi tiang layar 53 m, dan kedalaman draft 5,95 m.

KRI Bima Suci mampu menampung 203 awak dan penumpang. Namun saat bersandar di Belanda hanya membawa 176 awak.

Hadir di acara itu, Wakil Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, Freddy Panggabean beserta beberapa staf dan Burgemeester/wali kota Den Helder Jan De Boer beserta beberapa pejabat tinggi kemaritiman Belanda. Tak ketinggalan para pemimpin kapal peserta dari berbagai negara.

Diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkann dengan Lagu Kebangsaan Belanda, masing-masing pejabat memberikan kata sambutan.

Acara bertambah seru dengan sajian makanan khas Indonesia sebagai menu hidangan makan malam.
Ada nasi goreng, bakmi goreng, sate ayam dan ayam rica-rica, disuguhkan secara prasmanan kepada para tamu undangan.

Udara yang mulai dingin, tidak mengurangi semangat para awak kapal dan pengunjung untuk menikmati suguhan dan hiburan yang ditampilkan Band Bima Suci.

Tarian Nusantara disuguhkan secara apik dan rancak, seperti Tari piring, Rampak Gendang, Tari Perang, Tari Saman dan Kecak mendampingi tampilan Sendra Tari Rama Shinta.

Suguhan musik dan penampilan tari-tarian itu membuat KRI Bima Suci menjadi kapal yang paling meriah di antara puluhan kapal lainnya.

KRI Bima Suci yang sandar di pelabuhan Den Helder sampai 2 Juli 2023, setiap hari ramai dikunjungi turis lokal maupun para diaspora Indonesia di Belanda. Keramahan awak kapal menjadi ciri khas warga Indonesia di manapun berada.

Dari Den Helder, KRI Bima Suci akan melanjutkan pelayaran menuju Inggris, Norwegia, Jerman, Spanyol dan Tunisia.

Bima Suci akan kembali ke Tanah Air pada 2 November 2023. Setelah menempuh total pelayaran 214 hari, para taruna yang sedang menyelesaikan pendidikan itu akan mendapatkan pelatihan dan menerapkan/ mempraktikkan ilmunya secara langsung dalam pelayaran jarak jauh bersama KRI Bima Suci.

Jalesveva Jayamahe, di Laut Kita Jaya!***