Den Haag, Kabarbelanda.com – Sepuluh tahun terakhir ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag Belanda sudah melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Pembelajaran BIPA bagi warga Belanda ini diselenggarakan KBRI di bawah koordinasi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di beberapa kota. Antara lain, Dordrecht, Breda, Best (Eindhoven), Utrecht, Den Haag dan Wassenar.
Pembelajaran BIPA ini mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat.
Mereka punya alasan tersendiri untuk belajar Bahasa Indonesia. Ada yang ingin belajar Bahasa Indonesia karena pekerjaannya, karena orangtua atau kakek yang pernah bertugas di Indonesia, karena masih berdarah Indonesia, atau karena mempunyai pasangan orang Indonesia.
Selain itu, ada pula warga negera Belanda yang memiliki kaitan dengan Indonesia atau orang Belanda yang berencana berlibur ke Indonesia.
Ada juga warga negara senior yang mengikuti kursus Bahasa Indonesia ini sekadar untuk mengisi waktu.

Pendekatan pada warga keturunan
Salah satu misi KBRI Den Haag adalah melakukan pendekatan dan hubungan baik dengan warga negara Belanda yang merupakan keturunan kuat dari Indonesia.
Mereka biasanya secara budaya tidak terekspos pada budaya Indonesia, termasuk Bahasa Indonesia.
Warga negara Belanda yang termasuk kedalam kategori ini adalah komunitas keturunan Maluku dan komunitas Mijn Root.
Komunitas keturunan Maluku -terutama generasi ke-4 dan ke-5- mereka lahir, tumbuh dan besar di Belanda, sehingga sangat minim terekspos oleh budaya asli Indonesia.

Sedangkan Mijn Root merupakan komunitas keturunan Indonesia berusia sekitar 30 sampai 50 tahun yang bermigrasi ke Belanda karena proses adopsi pada saat usia anak-anak. Mereka tumbuh dan besar di keluarga dan kultur orang Belanda.
Pada 2023, mereka berkesempatan mengikuti kursus dasar Bahasa Indonesia yang digelar Atdikbud KBRI Den Haag.
Kursus Bahasa Indonesia untuk komunitas Mijn Root dilakukan di kota Utrecht diikuti 19 peserta.
Dengan upaya ini, diharapkan tetap terjalin keterikatan dan kecintaan mereka terhadap Indonesia.
“Perluasan penggunaan Bahasa Indonesia oleh penutur asing sangat penting dilakukan. Tetapi juga yang sangat penting adalah memelihara agar keturunan Indonesia di manapun berada tetap mengenal dan menggunakan Bahasa Indonesia,” kata Mayerfas, Dubes RI untuk Kerajaan Belanda.

Bidik generasi mahasiswa
Segmen lain yang dibidik pada kursus BIPA tahun 2023 adalah generasi muda dari beberapa kampus ternama di Belanda, seperti Delft University of Technolgy dan Erasmus Institute of Social Studies.
Untuk itu, Atdikbud menggandeng Perhimpunan pelajar Indonesia yang ada di kampus-kampus tersebut.
Tak kurang dari 21 mahasiswa, yang sebagian besar dari program Master di TU Delft, mengikuti kursus Bahasa yang digelar pada Mei ini.
Sedangkan kursus bahasa Indonesia di ISS akan dimulai pada bulan September bersamaan dengan tahun akademik baru.

Program kursusbahasa Indonesia untuk generasi muda seperti mahasiswa ini diharapkan lebih berdampak.
Pasalnya mereka dapat menggunakannya dan mengembangkannya untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Salah satu motif generasi muda ikut serta kursus Bahasa Indonesia adalah melihat prospek ekonomi Indonesia di masa datang.
KBRI juga membuka kursus Bahasa Indonesia bagi karyawan Taman Indonesia Kolenkate di Steenwijk Nederland.

Taman Indonesia ini merupakan tempat wisata dan kebun binatang dengan nuansa Indonesia yang kental.
Di tempat ini kerap ditampilkan pertunjukan seni dan budaya Indonesia serta makanan dan produk-produk kerajinan Indonesia.
Sehingga karyawan yang memiliki keterampilan dasar berbahasa Indonesia diharapkan dapat memberikan kesan yang baik tentang Indonesia.***
Catatan:
Foto headline: Dok. KBRI Den Haag