Mencari Kedamaian di Biara Berusia 150 Tahun

Suster dari Indonesia

Pada 2000, biara  kedatangan empat suster dari Indonesia. Kemudian pada 2018 kembali datang tiga suster, untuk membantu para suster senior untuk melanjutkan misi provinsi. Selain itu mereka juga mencari bentuk persembahan spiritual baru.

Saat ini di Biara Fransiskan Denekamp tinggal 52 suster, dan enam suster di antaranya berasal dari Indonesia.

Suster-suster Fransiskan Thuine adalah sebuah kongregasi dalam komunitas Fransiskan sedunia.

Kongregasi tersebut terdiri atas lima provinsi di Jerman, Belanda, Jepang, Indonesia dan Amerika Serikat. Setiap provinsi memiliki pengurus sendiri.

(Foto: Anastasia S.)

Saat ini kompleks Biara Fransiskan Denekamp banyak digunakan untuk berbagai kegiatan.

Selain bagian yang ditempati oleh para suster Fransiskan, juga terdapat penginapan/hotel yang bisa disewa untuk umum, ada bagian lain yang terpisah dan saat ini ditempati oleh para pengungsi perang dari Ukraina.

Hotel yang diberi nama Fransiscushuis (huis artinya rumah), terdiri atas 30 kamar, dengan dua tempat tidur di setiap kamar, dilengkapi toilet dan kamar mandi.

Terdapat juga beberapa zal (ruang pertemuan) yang juga bisa disewa untuk berbagai acara seperti tempat pertemuan, ulang tahun, acara musik dan sebagainya.

Menginap di hotel, bukan berarti wajib mengikuti acara liturgi atau keagamaan yang memang secara rutin diadakan di biara.

“Bagi tamu yang memang berkeinginan untuk mengikutinya, maka setiap hari ada doa siang pada jam 13.30 dan Misa Minggu pada jam 09.30 pagi,” ungkap Suster Reinalda kepada Kabarbelanda.com.

Bersama Evie dan Zuster Reinalda di bagian receptie, (Foto : Anastasia S.)

Suster Reinalda adalah salah satu suster dari Indonesia yang tinggal di Biara Fransiskan Denekamp sejak tahun 2000. Beliau berasal dari Lahat, Sumatera Selatan. Suster Reinalda juga merupakan salah satu suster yang mengurusi Hotel Fransiscushuis, bagian receptie.

Para tamu juga bisa mengikuti rondleiding (wisata dengan pemandu) untuk lebih mengenal sejarah dan juga pengetahuan serta kegiatan-kegiatan di Biara Denekamp.

Bersama Zuster Augustine dan Zuster Reinalda menikmati taman di area kompleks biara, (Foto : Zuster Reinalda.)

Untuk lebih mengetahui agenda kegiatan di Biara Fransiskan Denekamp, atau ingin mengetahui tentang hal lain seperti harga hotel, bisa dilihat di website www.zustersvandenekamp.nl.

Lokasi biara hanya sekitar lima menit dari pusat kota Denekamp, dimana bisa ditemui berbagai macam toko, pasar swalayan, cafe serta restoran.

Selain itu cagar alam terindah juga terletak tidak jauh. Anda bisa melakukan jalan-jalan di sekitar Singraven, sambil menikmati alamnya juga mengenal sejarahnya.

Coffee time. (Foto: Anastasia S.)

Eveline Gerlach Pasaribu, seorang warga negara Indonesia yang bermukim di Almelo (sebuah kota yang jaraknya sekitar 30 menit dari Denekamp), mengungkapkan rasa syukurnya saat minggu lalu mendapatkan kesempatan menjadi tamu di “Fransiscushuis” di Biara Fransiskan Denekamp.

Evie, begitu dia disapa, adalah seorang Fransiskan. Dia mengatakan menjadi Fransiskan bukan berarti harus menjadi biarawan atau biarawati dan tinggal di biara.

Para tamu mendapatkan penjelasan dari Zuster Reinalda. (Foto : Anastasia S.)

“Orang-orang awam seperti saya, yang menikah atau bukan, bisa menjadi bagian dari komunitas Fransiskan,” katanya sambil menikmati keindahan taman di kompleks biara.

Dia mengajak semua orang yang kebetulan sedang melakukan perjalanan atau berlibur ke Provinsi Overijsel untuk menginap di Fransiscushuis. “Anda akan mengalami “sensasi” yang berbeda dan keindahan yang istimewa daripada menginap di hotel biasa,” kata Evie.

Editor: Tian Arief