Mencari Kedamaian di Biara Berusia 150 Tahun

Penulis: Anastasia S.

Denekamp, Kabarbelanda.com – Menginap di biara yang berusia hampir 150 tahun tentu mendatangkan sensasi tersendiri.

Biara Fransiscan di Denekamp Belanda, dekat  perbatasan dengan Jerman, terbuka bagi masyarakat umum, secara individu maupun kelompok untuk menginap.

Selain juga bisa untuk kegiatan rohani, seperti rekoleksi dan retret.

Biara Fransiskan yang berlokasi di Denekamp, tepatnya di Gravenallee 30, 7591 PE, (sekitar 167 kilometer sebelah timur Amsterdam),  menempati sebuah lokasi yang sangat luas.

Kompleksnya sangat besar dengan taman yang luas, terawat dan indah. Memasuki kompleks,  kita bisa merasakan ketenangan, kenyamanan dan kedamaian.

Gerbang utama Kompleks Biara, (Foto : Anastasia S.)

Berawal dari “konflik kultural”

Pada 25 November 1869, Bunda Anselma Bopp dan Pastor Gerhard Dall mendirikan kongregasi suster di Desa Thuine (485 kilometer sebelah barat Berlin), Jerman untuk membantu orang miskin dan orang terlantar.

Pada 1875 di Jerman terjadi “konflik kultural”  yang membuat Gereja Katolik dalam bahaya.  Bunda Anselma bersama para suster pun mengungsi ke sebuah desa yang letaknya tak begitu jauh dari perbatasan Jerman dan Belanda.

Saat itulah Biara di Denekamp terbentuk.

Sejak usia dini, Bunda Anselma berfokus pada orang miskin dan orang sakit. Dia adalah seorang yang tegas, berkepala dingin, lugas dan selalu bertindak sesuai dengan situasi yang dibutuhkan.

Sampai saat ini, pengalaman Injil, spiritualitas Fransiskan dan karisma dari Bunda Anselma sebagai pendiri, masih dan tetap hidup dalam diri para suster.

Persaudaraan Misionaris Indonesia, Belanda, Belgia dan Jerman. (Foto : Zuster Reinalda)

Berkembang Jadi Komunitas Suster

Tersembunyi di pedesaan yang hijau di Twente, biara Suster Fransiskan Denekamp pun berkembang. Biara yang pada 1875 dimulai sebagai uluran tangan, kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas yang beranggotakan sekitar 650 suster.

Apa yang dulunya pada 1875 dimulai sebagai uluran tangan telah berkembang menjadi sebuah komunitas yang terdiri atas sekitar 650 suster.

Kini masih ada sekitar 50 suster di Denekamp.

Sejak awal berdiri, biara ini mengurusi kaum miskin, terlantar dan orang-orang sakit.

Selain itu juga membantu orang-orang dalam situasi darurat, dengan doa dan membela keadilan serta menghormati setiap ciptaan.

Kini, ruang-ruang pertemuan di biara bisa disewa untuk acara-acara,  juga menerima kunjungan untuk mengenal biara,  baik secara individu maupun kelompok, serta mengadakan  sesi spiritual.

Salah satu ruang pertemuan yang disewakan (Foto: Zuster Reinalda)

Siapapun dan dari manapun asalnya semua boleh datang.  Baik untuk berdoa,  menggelar pertemuan,  bernyanyi dan menari, atau sekadar mencari ketenangan. Semuanya kembali  untuk menemukan kedamaian. Di biara bisa mendapati kedamaian atau ketenangan (rust),  mengarahkan kepada kekuatan (Uit rust komt kracht).

Prima dalam Pelayanan Gereja

Biara yang awalnya sederhana pada 1875, kemudian tumbuh menjadi karya yang benar-benar hebat dalam pelayanan gereja.

Tempat ini mengurusi orang sakit dan orang tua, anak-anak di sekolah berasrama, sekolah-sekolah, paroki dan lingkungan sekitar.

Salah satu bagian kecil dari taman di kompleks biara. (Foto: Anastasia S.)

Biara pun sudah banyak menghasilkan karya pastoral dan sosial, juga mendirikan beberapa institusi pelayanan kesehatan.

Selama bertahun-tahun, hingga saat ini lembaga-lembaga ini telah dipindahkan atau dialihkan ke gereja dan masyarakat.

Namun pada beberapa dekade terakhir, jumlah suster di Belanda menurun drastis. Masa depan biara di Denekamp juga tidak pasti untuk sementara waktu.

Namun pada tahun 2016 diputuskan untuk kembali dilanjutkan.