Sekelompok warga Indonesia ada yang menyumbang lagu. Mereka melantunkan “Hai Mari Berhimpun dan Bersukaria”. Ada juga persembahan tarian dan lagu oleh anak-anak sekolah minggu. Mereka berasal dari jemaat Gereja Leef dan Gereja Oase.
Beberapa warga Indonesia mengenakan pakaian batik dan kain kebaya. Mereka semakin memberi “warna Indonesia” di hari istimewa itu.
“Di hari khusus seperti Natal, Tahun Baru dan Paskah, serta 17 Agustus, saya selalu mengenakan kebaya seperti ini. Karena ini adalah bagian dari identitas diri,” kata Entrina, seorang warga Indonesia yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Belanda.
Sementara Lily Jocom, warga Indonesia yang sudah lebih dari 45 tahun berada di kota Deventer mengatakan, dengan mengenakan baju tradisional seperti ini ia merasa seolah berada di Indonesia.