Meski Terganjal Visa, NOAH Sukses Konser di Belanda

Wenny, seorang diaspora yang tinggal di Den Haag, datang bersama tiga temannya. Ia sudah menunggu-nunggu NOAH menggelar konser di Belanda, sejak lama.

“Saya membeli tiket konser mereka 3 tahun lalu, namun dibatalkan secara sepihak karena pandemi. Walaupun saya dapat refund uang, tapi tetap saja kecewa. Ketika saya mendengar mereka akan konser kembali tahun ini, saya langsung membelinya dan beruntung bisa dapat tiket karena cepat sekali terjualnya,” ujarnya dengan nada riang.

Begitu pula dengan Meni van den Berg, yang merupakan penggemar berat NOAH semenjak masih tinggal di Bandung.

“Saya tidak percaya akhirnya saya bisa melihat Ariel dari dekat di Belanda. Ini adalah dreams come true,” ucapnya sambil merapikan baju merahnya yang baru dibelinya khusus untuk konser kali ini.

NOAH dan penulis. (Foto: Dok. Jacqueline)

Group band asal Bandung ini digawangi oleh Ariel sebagai vokalis, Lukman sebagai gitaris, dan David sebagai pemain keyboard. NOAH dibentuk pada 2000 dengan nama Peterpan, dan berganti nama menjadi NOAH pada 2012, setelah pemain keyboard Andhika keluar.

“Musik Noah yang sekarang agak sedikit berbeda dengan Peterpan, baik dalam lirik lagu maupun dalam musik. Lebih dewasa istilahnya,” jelas Benny, manajer NOAH yang sudah 10 tahun mengurusi segala keperluan band ini.

Konser NOAH di Eropa ini untuk merayakan hari jadinya yang ke-10 tahun. Digelar oleh  event organizer Toedjoeh Belas yang berbasis di Belanda.

Felica, pendiri Toedjoeh Belas mengatakan, ia dan timnya selama 2 minggu penuh bekerja keras untuk acara ini. Bahkan sampai 2 hari terakhir, akomodasi hotel, transportasi selama di Belanda, dan tiket pesawat baru dapat dibooking, sampai kendala visa yang tak kunjung selesai dapat ditangani dengan baik.

Ariel berharap, di kemudian hari makin banyak musisi Indonesia yang berkesempatan tampil dan menghibur diaspora Indonesia di luar negeri.

Editor : Tian Arief