Namun, semua keraguan itu akhirnya ditepis berkat dukungan dari suami. Kondisi badanku sudah sedikit lebih fit, dan cuaca yang mendukung. Ditambah rasa penasaran dengan kejutan dijanjikan pengundang.
Rasa penasaran itu terus menggangguku sepanjang perjalanan naik bus dan kereta menuju Amsterdam, sepulang kerja. Di perjalanan, aku menerima beberapa pesan tentang perubahan tempat pertemuan.
Setibanya di Stasiun Amsterdam Centraal, aku bertemu dengan seorang teman yang sudah menunggu di luar stasiun. Kami pun berjalan menuju kafe yang disebutkan.
Di kafe itu, kami melihat dua perempuan Indonesia sedang duduk sambil menikmati kopi. Salah satunya sudah tidak asing bagiku, meskipun ini pertemuan pertama kami. Ia adalah Pemimpin Redaksi KBC, Mbak Yuke Mayaratih.
Sedang asyik-asyiknya mengobrol, datanglah seseorang dari arah belakang. Katanya, “inilah kejutannya!”
Seandainya ada yang memfoto wajah-wajah kami, tentu akan terlihat jelas bagaimana terperangahnya kami, bengong, tak bisa berkata-kata.
Hingga akhirnya beliau sendirilah yang mencairkan suasana dengan mengajak bersalaman, mengambil kursi, dan duduk bersama kami.
Beliau adalah Bapak Duta Besar Mayerfas, “Bapak seluruh warga Indonesia di Belanda”.