Ya, Bapak Mayerfas!
Malu aku. Kok aku sampai tidak mengenali wajahnya? Jujur, selama masa pendemi, aku pernah mengikuti beberapa acara virtual (online). Termasuk acara bersama KBRI Den Haag. Dan Bapak Dubes sebagai salah seorang narasumbernya.
Aku kurang ngeh dengan wajah Bapak Dubes Mayerfas. Apalagi aku sama sekali belum pernah bertemu beliau secara langsung.
Perasaanku saat itu antara kaget dan rasa tidak percaya, sekaligus juga bangga dan bahagia. Aku melihat beliau, seorang pejabat, tapi bersedia menemui kami, seorang penulis biasa. Benar-benar sebuah kejutan yang luar biasa.
Maka, ketika kami dipersilakan masuk ke dalam restoran, sengaja kupilih tempat duduk bersebelahan dengan beliau.
Rasanya saat itu banyak sekali pertanyaan dan pernyataan yang memenuhi isi kepalaku. Semuanya ingin kusampaikan kepada beliau.
Kekagumanku terhadap beliau, karena Pak Dubes adalah pejabat dengan pribadi yang sangat sederhana (humble). Mungkin rekan-rekan penulis juga merasakan hal yang sama.
Terlihat dari caranya mengamati daftar menu, lalu membicarakan makanan yang dipilih dan kemudian dipesannya. Dengan sangat ramah beliau menjawab semua pertanyaan kami. Beliau juga mendengarkan dan meladeni rasa ingintahu kami.
Bahkan tak jarang jawabannya diselingi gurauan yang membuat kami tertawa lepas. Suasana pun terasa sangat nyaman.