
Sedangkan para kurir atau petugas jasa antar barang, sepedanya dirancang khusus untuk mengangkut barang atau sepeda kargo (bakfiet). Keranjang atau bak (seperti di mobil pick up dalam ukuran mini) didesain ada yang di bagian depan, ada pula di bagian belakang.
Roda sepedanya ada yang dua seperti sepeda biasa, ada pula yang beroda tiga, seperti becak barang di Indonesia.

E-bike dan S-bike
Kaum manula yang memiliki keterbatas fisik dan stamina yang lemah juga tetap bisa bersepeda. Mereka bisa berkendara dengan sepeda listrik atau sepeda elektrik (E-bike/Electric Bike). Sepeda jenis ini ada yang menggabungkan antara pedal kayuhan dan tenaga elektrik, yang disebut dengan istilah pedelec.
Sepeda jenis ini memanfaatkan energi listrik yang disimpan dari energi kinetic saat mengayuh. Biasanya orang tua yang menggunakan sepeda jenis ini, orang tua yang sering menempuh perjalanan jauh, antara 5 hingga 10 kilometer.
Sedangkan S-bike merupakan pengembangan dari E-bike. S-bike memanfaatkan energi surya.

Parkiran khusus sepeda
Karena sepeda menjadi sarana transportasi utama, maka setiap tempat, mulai dari gedung sekolah, perkantoran, stasiun kereta, pusat pertokoan, hingga pasar, dilengkapi dengan parkiran khusus sepeda. Jika ada yang memarkir sepedanya secara sembarangan, sepeda itu bisa diangkut oleh petugas tramtib.

Di kota Utrecht bahkan ada gedung khusus parkir sepeda bawah tanah terbesar di dunia, yang bisa menampung sebanyak 12.656 sepeda. Ini memecahkan rekor parkiran sepeda terbesar di dunia yang sebelumnya dipegang di Jepang, yang menampung 9400 ruang parkir.

Sedangkan parkiran sepeda terbesar kedua di Belanda berlokasi di Koningin Julianaplein, Stasiun Pusat Den Haag. Parkiran itu bisa menampung sekitar 8 ribu sepeda. Luas parkirannya 8 ribu meter persegi, atau satu setengah lapangan bola. Parkiran sepeda itu gratis untuk 24 jam pertama.
Nah, tak ada lagi alasan bagai warga Belanda untuk tidak bersepeda. Karena selain murah, hemat, antipolusi, juga multifungsi.
Editor: Tian Arief