Barang-barang jualan digelar di teras rumah, trotoar, atau lapak di pusat kota, di tempat yang sudah disediakan panitia. Ada juga warga yang sudah menandai tempat jualan yang strategis sejak semalam sebelumnya. Para penjual itu umumnya bukanlah pedagang, melainkan warga yang secara spontan berjualan.
Selain penjual, tentu ada pembeli. Ada warga yang sengaja mencari barang seken berkualitas dengan harga miring. Seperti satu set cangkir untuk minum teh, piring, teko beling, dan peralatan dapur.
Anak-anak juga tidak ketinggalan. Mereka biasanya menjual mainan miliknya sendiri yang sudah tidak diinginkan lagi. Mereka menggelar karpet dan memasang banderol untuk setiap mainan. Harganya bervariasi, dari 0,25 euro sampai 2 euro untuk boneka. Sedangkan mainan untuk anak yang lebih besar, harganya pun lebih mahal, di atas 5 hingga 10 euro. Seperti Play Station atau robot.
Di antara warga Indonesia di Belanda ada yang berjualan sate. Ada pula warga yang berjualan poffertjes (jajanan khas Belanda). Harga yang dipatok 2,50 euro.
Semua dagangan makanan atau barang-barang tidak dipungut pajak selama perayaan Koningsdag. Jadi saat itu warga benar-benar merasa merdeka karena mengambil keuntungan dari hasil jualannya sepenuhnya, tanpa dipotong pajak.