Hari Pertama Ramadhan, Masjid Al Ikhlash Amsterdam Gelar Istighosah Hingga Taraweh

Penulis : Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com – Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah untuk seluruh umat Islam di seluruh dunia. Kaum muslim berlomba-lomba memperbanyak ibadah di bulan suci ini, karena pahalanya berlipat ganda.

Pada hari pertama Ramadhan, Sabtu (2/4/22), sekitar 90 muslim Indonesia di Belanda memenuhi Masjid Al Ikhlash Amsterdam, untuk mengikuti rangkaian ibadah Ramadhan. Mulai dari doa bersama, shalat wajib berjamaah, kajian Ramadhan, hingga shalat taraweh.

Suasana akrab terjalin saat buka bersama di Masjid Al Ikhlash Amsterdam. (Wahyu Koen)

Suasana akrab dan kekeluargaan langsung terjalin di kalangan jamaah yang memenuhi ruang utama masjid. Maklum, 2 tahun terakhir ini mereka tak bisa bertemu secara fisik karena ketatnya protokol kesehatan di masa pandemi ini. Selain warga Indonesia, tampak beberapa warga Belanda muallaf (yang baru memeluk Islam) dan warga Suriname yang menetap di Belanda.

Setiap Sabtu pada minggu pertama setiap bulan, jamaah masjid Al Ikhlash Amsterdam rutin menggelar istighosah atau doa bersama. Tapi kali ini menjadi spesial karena bertepatan dengan hari pertama Ramadhan. Tak mengherankan jika banyak jamaah yang datang.

Ustad Tamamul Fikri, mubaligh Indonesia yang sengaja diundang ke Amsterdam. (Wahyu Koen)

Rangkaian ibadah Ramadhan itu dipimpin Ustad Tamamul Fikri, mubaligh Indonesia yang sengaja diundang ke Amsterdam. Selama bulan ramadhan, ustad berusia 29 tahun ini akan menyampaikan ceramah dan memimpin kegiatan ibadah lainnya selama Ramadhan.

Meskipun acara baru dimulai pukul 6 sore waktu Belanda, namun jamaah sudah mulai berdatangan 30 menit sebelumnya, di tengah dinginnya cuaca, yaitu 0 sampai 1 derajat celsius. Setelah pembacaan basmalah, jamaah lalu memanjatkan doa hajat majelis atau mengirimkan doa buat keluarga yang sakit atau keluarga yang meninggal dunia. Selanjutnya dilakukan pembacaan surat yasin, dan istighosah. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat magrib berjamaah.

Buka puasa bersama dengan menu yang disiapkan ibu-ibu asal Indonesia. (Wahyu Koen)

Nah, di hari pertama Ramadhan ini, jamaah mendapat taushiah atau ceramah, ditutup buka puasa bersama. Setelah shalat maghrib, kemudian dilanjutkan shalat isya pada pukul 22.19 waktu setempat, jamaah kemudian mengikuti shalat taraweh berjamaah.

Menurut Jaka Santosa, ketua panitia Ramadhan 2022, banyaknya jamaah yang hadir karena bertepatan juga dengan akhir pekan. Tema ceramah yang dibawakan Ustad Tamamul Fikri adalah wawasan Alquran dan kewajiban puasa bagi muslim di bulan Ramadhan.

Jaka Santosa, ketua panitia Ramadhan 2022 Masjid Al Ikhlash Amsterdam. (Wahyu Koen)

Disampaikan bahwa puasa di Eropa harus dijalani dalam waktu cukup panjang, yaitu 16 jam. Ditambah suhu udara di bawah 5 derajat celsius. Dan itu tidak mudah. Dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan, serta komitmen untuk menjalankan puasa secara penuh.

Untuk buka puasa, tim konsumsi yang terdiri dari ibu-ibu asal Indonesia menyiapkan menu makanan yang sudah disiapkan dari rumah masing-masing, untuk di bawa ke masjid. Takjil berupa es buah, kurma, dan buah jeruk. Sedangkan nasi dan lauk pauk sudah dikemas dalam boks. Isinya antara lain, nasi putih, mie goreng, ayam bumbu bali, sayur buncis tempe, udang, rendang sapi, krupuk, dan sambal.

Flyer kegiatan Ramadhan di medsos. (Wahyu Koen)

Jaka Santosa mengajak warga Indonesia yang tinggal di sekitar Amsterdam untuk datang dan beribadah bersama di mesjid Al Ikhlash Amsterdam. Flyer kegiatan sudah diunggah di media sosial dan website.

“Ibadah kali ini sangat berkesan, karena kita kan sudah lama tidak bertemu. Apalagi dalam suasana ibadah seperti sekarang, suasana akrab dan kekeluargaan terasa sekali. Jadi seperti di Indonesia,” kata pria yang sudah 19 tahun tinggal di Belanda ini.

Muslim Indonesia di Belanda menanti-nanti suasana Ramadhan seperti di Tanah Air. (Wahyu Koen)

Jaka melihat, muslim di Belanda banyak yang menanti-nanti suasana Ramadhan seperti ini. Kini tidak lagi menggunakan masker, tidak perlu jaga jarak, dan hadir di masjid. Tidak seperti tahun sebelumnya, mengikuti ibadah secara online melalui zoom.

Pria single asal nganjuk Jawa Timur ini mengaku kangen untuk bisa merasakan suasana bulan puasa seperti di Indonesia. Menurutnya, masjid menjadi sarana kontak sosial yang bisa menumbuhkan rasa kekeluaragaan. Misalnya makan bersama selayaknya berada di tengah keluarga. Ia merasa bahagia dan begitu terharu karena banyak juga jamaah yang tinggal di luar kota Amsterdam, sengaja datang ke sini untuk berkumpul dan merasakan suasana seperti hari ini.

Editor: Tian Arief

One Comment on “Hari Pertama Ramadhan, Masjid Al Ikhlash Amsterdam Gelar Istighosah Hingga Taraweh”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :