Pembawaan Freddy yang murah senyum, tak berjarak, dan bersahabat ini, membuat banyak warga Indonesia yang betah ngobrol dengannya. Setiap menghadiri undangan perkumpulan warga Indonesia di Belanda, ia selalu membaur. Tidak saja sabar mendengarkan curhatan para diaspora, tetapi ia juga memberikan ide dan masukan, serta semangat bagi mereka. Terutama di masa pandemi ini.
Selama bertugas di KBRI Den Haag, Freddy, setiap hari Minggu selalu menyempatkan diri beribadah di berbagai gereja yang ada di Belanda. “Kaget juga saya, ternyata ada lebih dari 100 gereja Indonesia di Belanda ini. Misalnya Gereja Katholik kumpulan orang Indonesia di Belanda, yang tersebar di beberapa kota, seperti KKI (Keluarga Katholik Indonesia); lalu ada juga GOKN (Gereja Oikumene Kawanua Nederland) yang memiliki beberapa cabang, seperti di Amsterdam, Almere, dan Zuthphen; ada organisasi Kristen tertua di Belanda, yaitu Perki (Persekutuan Kristen Indonesia), yang berdiri sejak 1930. Selain itu, ada pula Gereja Internasional Minahasa.
“Nah yang menarik adalah dalam setiap ibadah gereja Indonesia, selalu tersaji makanan khas Nusantara. Dan makanan yang disajikan rasanya benar-benar otentik. Misalnya makanan Manado. Kita nggak menjumpai jenis makanan seperti ini di restoran manapun. Karena ini yang masak adalah perorangan,” ungkap Freddy sambil tertawa.
Menurut Freddy, selama pandemi warga Indonesia di Belanda, yang biasanya sering berkumpul, tidak bisa menggelar acara. Namun itu tak menghalanginya untuk tetap menyambangi mereka melalui pertemuan ibadah setiap minggu. Tetu dengan prosedur kesehatan ketat. Seperti menggunakan masker dan jaga jarak.