Begini Cara Orang Belanda Menikmati Hutan

Penulis: Sita Aulliya

Kabarbelanda.com – ORANG Belanda gemar sekali berjalan kaki sambil menikmati keindahan alam. Karena itu, tak mengherankan kalau Pemerintah Kerajaan Belanda menyediakan berbagai rute untuk para pehobi olah raga murah meriah itu.

Hutan lindung mencapai 10 persen dari seluruh luas daratan Belanda. (Koleksi Pribadi/Sita Aulliya)

Apalagi di masa pandemi ini, saat berbagai fasilitas publik, seperti restoran, bioskop, kafe, dan mal, bukan pilihan menarik lagi, karena terikat protokol kesehatan yang ketat, atau ditutup sama sekali saat kebijakan lockdown dijalankan. Maka, berjalan kaki di alam sebagai kegiatan rekreatif lah menjadi gantinya.

Menikmati liburan panjang atau akhir pekan dengan berjalan di alam, menjadi kegiatan mengasyikkan sebagai pengganti hiburan yang mewah.

Menikmati akhir pekan dengan berjalan di alam adalah kegiatan yang mengasyikkan. (Koleksi Pribadi/Sita Aulliya)

Belanda adalah sebuah negara yang sangat memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Banyak sekali fasilitas publik, baik taman bermain untuk anak ataupun olah raga yang bisa digunakan secara gratis oleh warganya.

Hutan lindung misalnya, selain bertujuan sebagai “paru-paru kota” (yang mencapai 10 persen dari seluruh luas Belanda atau seluas 3447 kilometer persegi), juga menyediakan rute untuk berkuda, bersepeda, jogging, atau untuk berjalan-jalan bersama keluarga sambail menikmati segarnya udara alam terbuka.

Hutan di Belanda menjadi sarana untuk olah raga berjalan kaki. (Koleksi Pribadi/Sita Aulliya)

Selama pandemi ini, protokol kesehatan tetap dijalankan, antara lain menjaga jarak 1,5 meter dan memakai masker.

Di Belanda, para pejalan kaki tak perlu khawatir tersesat di hutan, sebab di depan lokasi selalu tersedia peta lengkap dengan arah mata angin ditambah berbagai keterangan yang sangat jelas.

Jangan takut nyasar di hutan, karena tersedia petunjuk lengkap. (Dian Suwarsaputri)

Rute untuk pesepeda, penunggang kuda, dan pejalan kaki dibedakan. Di sana terdapat anak panah dengan nomor yang teratur dan warna berbeda, yang diletakkan di atas tonggak kayu atau batu. Di sepanjang rute terdapat petunjuk mulai dari masuk hutan sampai keluar. Sangat mudah untuk dibaca dan dipahami.

Segerombolan rusa sedang merumput. (Koleksi Pribadi/Sita Aulliya)

Di beberapa hutan, bisa kita temui restoran atau kafe yang menyediakan menu komplit untuk sarapan, makan siang, atau makan malam sesuai kebutuhan.

Membawa makanan dan minuman tidaklah dilarang. Di sana banyak tersedia bangku kayu untuk beristirahat sejenak sambil memakan bekal yang dibawa.

Di dalam hutan, tak jarang kita bisa melihat segerombolan rusa yang sedang merumput. Mereka aman berada di habitatnya, karena memang dilindungi keberadaanya.

Hewan-hewan itu jinak dan tidak takut kepada manusia.

Perlu lensa tele untuk memotret hewan liar di hutan Belanda. (Koleksi Pribadi/Sita Aulliya)

Para pengunjung ada yang sengaja datang dengan membawa kamera yang dilengkapi lensa tele untuk mengambil gambar-gambar hewan-hewan liar itu.

Selain rusa, ada aneka burung dan kelinci hutan yang banyak ditemukan selama perjalanan.

Tapi jangan coba-coba memburu binatang-binatang jinak itu, karena jelas DILARANG dan ada sanksi denda yang sangat besar bagi pelanggarnya. Memetik buah-buahan pun dilarang, karena diperuntukkan bagi burung-burung dan hewan-hewan pemakan buah.

Beristirahat sejenak sambil duduk di batang kayu. Lokasi di Keukenhofbosch. (Koleksi Pribadi/Sita Aulliya)

Di hutan itu terdapat berbagai jenis tanaman, aneka jenis jamur, buah-buahan hutan luar, seperti bos bessen yang manis.

Urusan kebersihan, Belanda adalah salah satu negara yang terbersih di dunia. Kesadaran penduduknya untuk membuang sampah pada tempatnya sebanding dengan kepedulian pemerintah yang menyediakan tempat tempat sampah di mana saja.

Tak terkecuali di hutan yang banyak dikunjungi dan dijadikan tempat refreshing dan olah raga oleh warganya.

Jadi, meskipun pusat-pusat kebugaran banyak yang masih tutup, kebutuhan olah raga tetap bisa terpenuhi dengan cara berjalan kaki ke hutan lindung.

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :