Setiap 3 Detik, Satu Orang Terdeteksi Gejala Demensia (Pikun)

Penulis: Manik Kharismayekti *)

Kabarbelanda.com“IBUKU sudah sering lupa, pikun, bahkan mulai bertanya sesuatu hal yang sama berkali-kali. Apakah ibuku mengidap demensia?”

Demensia sudah menjadi masalah global. KBRI Den Haag mendukung acara Bulan Alzheimer Dunia 2021. (Dok ALZI Ned)

Mungkin sepenggal cerita di atas tidak asing lagi bagi kita. Atau mungkin anda sendiri sedang bingung karena perubahan sikap dan perilaku orang yang anda sayangi. Demensia, atau masyarakat Indonesia biasa menyebutnya pikun, kini sudah menjadi tantangan global. Data dunia menyebutkan bahwa setiap 3 detik ada satu orang terdeteksi dengan gejala demensia.

Apa itu demensia?

Kenali dulu gejalanya. Bantuan keluarga sangat diperlukan bagi pengidap demensia. (Dok ALZI Ned)

Demensia adalah adalah istilah umum untuk sekumpulan gejala akibat penurunan fungsi otak. Gejalanya dapat berupa kehilangan ingatan, bahasa, dan kemampuan berpikir lainnya. Bila sudah parah, dapat mengubah perilaku penderitanya dan kehidupan sehari-harinya menjadi terganggu. Bukan lagi sekadar lupa di mana menaruh kunci, tapi juga lupa bagaimana caranya membuat secangkir kopi, di mana dahulu setiap hari kita biasa menyeduh kopi sendiri.

Penanganan utama demensia adalah memperlambat penurunan fungsi otak. (Dok ALZI Ned)

Ada berbagai tipe demensia, seperti dementia Alzheimer, Vascular, Lewy Body, Frontotemporal, dan lain sebagainya. Sekitar 60 – 80% dari semua kasus demensia adalah demensia Alzheimer. Setiap tipe mempunyai karakteristik tertentu, namun dengan gejala serupa.

Demensia bukan hal yang normal dalam penuaan. (Dok ALZI Ned)

Risiko demensia meningkat karena usia, namun demensia bukanlah hal normal dalam penuaan. Kendati banyak penelitian telah dilakukan, sayangnya hingga saat ini belum ada obat untuk demensia. Penanganan utama demensia adalah memperlambat penurunan fungsi otak.

Walaupun belum ada obatnya, risiko demensia dapat dikurangi. Caranya adalah dengan menjaga kesehatan jantung, melakukan olahraga terukur, mengonsumsi gizi seimbang, melakukan stimulasi otak, serta aktif bersosialisasi. Bagi yang punya hobi jalan kaki, bermain puzzle, atau teka-teki silang, sebaiknya tetap dilanjutkan, karena kegiatan-kegiatan itu terbukti berguna bagi kesehatan otak kita.