Penulis: Laksitarukmi Carli
ISTANA tempat tinggal Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard yang dikenal sebagai Palais Soestdijk kini dijadikan destinasi wisata sejarah yang bisa dikunjungi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Keputusan berani ini diambil Pemerintah Kerajaan Belanda setelah melalui diskusi dan perdebatan panjang hingga bertahun-tahun.
Istana Soestdijk ini setelah mangkatnya Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard pada 2004 dijual kepada pihak swasta. Beberapa langkah dilakukan oleh pemerintah untuk menyelamatkan kelestarian Istana Soestdijk ini agar tetap berfungsi sebagai istana sekaligus museum.

Para pengunjung bisa menikmati kawasan kebun atau hutan yang luas di sekitar istana itu dengan membayar tiket, atau membeli tiket terusan agar bisa berkeliling melihat-lihat suasana dalam istana. Untuk masuk istana, pengunjung membayar tiket terusan seharga 17 euro/€17 (sekitar Rp 272.000). Sedangkan masuk kebun saja dikenakan tiket €5 (sekitar Rp 80.000).
Hal yang paling banyak menarik perhatian pengunjung bukan hanya ruang kerja Ratu Juliana, tapi juga ruang kerja Pangeran Bernhard. Di ruang kerja Pangeran Bernhard terdapat banyak lukisan dan aneka pajangan gajah di setiap sudut ruangan, baik di atas meja maupun di dalam lemari. Dari ruang kerja tersebut, pengunjung bisa langsung melihat patung gajah di tengah kebun yang asri.

Kenapa gajah? Binatang berbelalai panjang ini adalah binatang favorit Pangeran Bernhard. Konon kecintaan Pangeran Bernhard terhadap mamalia raksasa yang masih hidup di muka bumi ini berawal dari hobi berburu di kawasan hutan liar Afrika sejak usia belia.
Istana Soestdijk sebagai destinasi wisata sejarah ternyata tidak memberikan hasil yang diharapkan. Pada 2017, perdebatan panjang pun berakhir. Istana Soestdijk dan kawasan hutan di sekitarnya seluas 165 hektare (terdiri atas 138 hektare kawasan kebun/hutan dan sisanya bangunan Istana) menjadi milik salah satu grup swasta ternama di Belanda.

Dalam masa transisi, istana dan sekitarnya dialihfungsikan untuk event musik, bazar, acara natal dan tahun baru, serta acara-acara besar lainnya. Hingga 2019, kawasan istana ditutup total untuk pemugaran. Banyak pihak yang menyayangkan langkah ini, namun tampaknya pemerintah tidak punya pilihan lain. Ini akibat dana operasional harian terbilang tinggi dan memberatkan.
MeyerBergman Erfgoed Groep, pemilik Istana Soestdijk dan kawasannya yang baru, sudah menyiapkan rancangan yang baru dan inovatif. Mereka ingin memberikan “the best of the best” dari yang pernah ada di negeri ini. Sebuah terobosan yang tidak hanya bagus dari segi seni, namun juga sebuah inovasi di bidang ilmu pengetahuan/pendidikan, meliputi bidang pengairan, perkebunan dan pangan, energi, serta kesehatan.

Ada tiga bagian inti dari istana, yaitu Istana, Kawasan Kebun Raya/Hutan, dan Parade. Parade terletak di seberang istana, berupa sebuah gedung yang dijadikan semacam barak bagi para petugas yang menjalankan operasional istana sehari-hari, termasuk tentara penjaga istana. Istana sendiri terbagi lagi menjadi tiga bagian, masing-masing bagian inti, tengah, sayap kanan dan sayap kiri. Pada ketiga bagian inti dilakukan pemugaran berbasis pada empat pilar, bahwa istana yang baru harus bisa menjadi sebuah podium untuk mempresentasikan berbagai ide yang baru dan menarik.