Jemaat Terkesima Tarian Maengket di HUT GOKN Belanda

Ketua GOKN Amsterdam dan Wakil Duta Besar RI di Belanda bersama Pater Hayon Klemens SVD. (Royke Ricky)

Dalam ibadah bertema “Membangun Gereja” ini, Melki mengatakan, pihaknya ingin menunjukkan keragaman budaya adalah modal kerukunan dalam berjemaat. Begitu pula dalam kegiatan pelayanan di GOKN, jemaat dan simpatisan juga terdiri dari beragam suku Indonesia. “Namun meski berbeda budaya, suku dan bahasa, tidak menghalangi kita untuk bersekutu dalam panggilanNya. Dengan api injil Kristus, kami bisa melayani di negri Belanda,” kata Melki.

Ketua GOKN Amsterdam, Melki Tarumampen. (Royke Ricky)

Meskipun bernama GOKN, yang di dalamnya ada kata “Kawanua”, tapi jemaat datang dari berbagai suku di Indonesia. Jadi bukan suku Minahasa saja. “Makanya dalam perayaan ibadah khusus ini kami menggelar peragaan busana daerah. Karena kami mau menunjukkan bahwa jemaat GOKN itu terdiri dari berbagai suku,” ujarnya.

Suasana ibadah khusus perayaan ulang tahun GOKN 10. (Royke Ricky)

Nah, perayaan ulang tahun ke-10 GOKN ini disebut berbeda, karena menyuguhkan tarian maengket, tarian rakyat Minahasa. Para penari, pemusik, dan bahkan koreografernya tak lain adalah jemaat GOKN sendiri. “Berty Kaparang yang melatih kita semua, sekaligus juga dia yang membawakan lagu dan menabuh gendang tifa. Jadi semuanya dari kita untuk kita,” kata Melki.

Peragaan baju adat dari berbagai suku bangsa di Indonesia. (Royke Ricky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :