Jemaat Terkesima Tarian Maengket di HUT GOKN Belanda

Tarian ini dibawakan oleh 16 penari perempuan maupun laki-laki. Iringan tarian maengket adalah musik tambor atau tifa. Sebenarnya pesan dari tarian ini adalah ucapan syukur karena hasil panen yang melimpah. Tapi bisa juga untuk tarian menyambut tamu agung atau untuk perayaan hari besar. Yang unik dari tarian ini adalah dalam setiap gerakan tarian mengikuti lirik lagu dalam bahasa Minahasa dan irama tambor yang ditabuh.

Anthony Tans mengenakan baju adat Sulawesi Utara. (Royke Ricky)

Total jumlah penari, 16 orang, berpasangan laki-laki dan perempuan. Ada satu kapel dan dua penabuh tambor. Pelatihnya juga berasal dari jemaat GOKN, Berty Kaparang. Menurutnya, persiapan tarian ini hanya enam kali latihan.

Acara ibadah dimulai pukul 15.00 sampai dengan 17.00. Para penari maengket ikut mengiringi saat pemimpin ibadah Pater Hayon Klemens SVD memasuki altar. “Ini memang bagian dari adat Minahasa, Sulawesi Utara. Jadi untuk membuka jalannya ibadah, si pemimpin saat masuk ke ruangan, diantar sama beberapa penari,” jelas Melky sambil tersenyum.

Wakil Dubes Freddy Panggabean dan istri, bersama jemaat mengikuti jalannya ibadah. (Royke Ricky)

Tampak dalam ruang ibadah, Wakil Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Freddy M. Panggabean dan istrinya. Bahkan keduanya hadir satu jam lebih awal dari waktu yang tercantum dalam undangan. “Memang Pak Wakil kami undang untuk memberikan kata sambutan dalam ibadah spesial kita hari ini. Tapi beliau datang satu jam lebih awal, karena katanya mau berkenalan sambil ngobrol sama jemaat. Padahal saat itu kita masih latihan tari, eh tau-tau Pak Freddy sudah datang, jadi agak grogi juga kita,” kata Onni Tuwaidan sambil tertawa. Onni adalah salah seorang penatua GOKN.

Koor GOKN. (Royke Ricky)

Sementara itu, Roos Aldeers, salah seorang jemaat yang tinggal di Almere, mengaku sangat terkesan dengan tarian maengket. “Ado e itu de pe tarian pebagus doe, depe gerakan deng musik pokoknya bagus sekali. (aduh tarian itu bagus sekali. Gerakan dan musiknya juga bagus, Red.),” katanya dalam bahasa Minahasa.

Pater Hayon Klemens SVD menyalakan lilin ulang tahun GOKN 10. (Royke Ricky)

Menurut Freddy M. Panggabean, tarian maengket ini sangat unik, dan berbeda dari tarian daerah lainnya. “Karena gerakan dalam tarian itu mengikuti lagunya. Kalo tarian daerah lain kan pakai musik aja atau diiringi musik darerah. Kalo ini memang berbeda. Dan saya liat bagus sekali. Apalagi yang menari orang Indonesia yang tinggal di Belanda. Jadi buat saya, sangat berkesan,” kata Freddy.

Berty Kaparang (baju biru), koreografer dan penabuh gendang. (Royke Ricky)

Seperti biasa, setiap usai ibadah, selalu ada suguhan makanan khas indonesia. Tapi karena ini adalah ibadah khusus, maka panitia menyediakan live musik, yaitu Ferry Kusuma. Ia mengiringi jemaat dengan lagu, saat santap malam bersama. Setelah itu jemaat melakukan joged bersama. Tiada lain tari poco poco yang selalu menjadi andalan dalam setiap pesta perayaan yang diadakan warga Indonesia di Belanda.

Penari maengket bersama pelatih. (Royke Ricky)

Melki menambahkan, dalam pelayanan GOKN, walaupun kita datang dari berbagai daerah suku berbeda, tetapi satu dalam pelayanan karena dalam perbedaan inilah kita bisa kuat dengan menghargai perbedaan, sehingga Api Injil Kristus bisa dapat melayani di negeri Belanda.

Editor: Tian Arief

Comments are closed.