Tak Ada Larangan Khusus, Gereja Minahasa di Belanda Tetap Gelar Kebaktian Natal

Amalia Lily bersama pendeta Barry von Oerthel. (Yuke Mayaratih)

Ada 10 simbol doa yang disampaikan saat ibadah, antara lain mendoakan bangsa dan negara Belanda, Tanah Air Indonesia, para pengungsi dan orang yang sakit. Selanjutnya, penginjil Barry von Oerthel membawakan pesan Natal dengan tema: “Kelahiran Yesus memberikan kepastian yang luar biasa bagi manusia”.

Seusai acara, panitia mengumumkan bahwa panitia Natal kali ini tidak mengadakan makan bersama. Tapi sebagai gantinya, jemaat diberikan satu porsi makanan yang berisi antara lain mie goreng, ayam rica-rica, telur balado, sayuran tumis, kerupuk, dan rendang. Juga buah jeruk dan air mineral. Makanan itu dimasukkan ke dalam satu tas plastik lengkap dengan kartu ucapan Selamat Natal. Para jemaat mendapat porsi makanan tersebut saat pulang.

Tas plastik berisi 1 porsi makanan khas Indonesia, jeruk, dan air mineral, untuk dibawa pulang jemaat. (Yuke Mayaratih)

Acara selesai tepat pukul 18.00 sore waktu setempat. Menurut Ade Sarendeng, peraturan di Belanda sangat ketat. Acara harus selesai tepat waktu, dan semua tamu harus segera meninggalkan gedung. Hanya panitia yang boleh tinggal selama 1 jam untuk membereskan dan merapikan gedung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :