Tak Ada Larangan Khusus, Gereja Minahasa di Belanda Tetap Gelar Kebaktian Natal

“Kami sangat bersyukur, karena masih diberi kesempatan untuk bertemu satu sama lain dalam suasana ibadah. Dan pemerintah juga tidak secara spesifik melarang ibadah di gereja. Jadi patut kita berterima kasih kepada Tuhan untuk semua ini. Ibadah juga berjalan dengan baik,” lanjutnya.

Suasana ibadah Natal Bersama di Gereja Minahasa, Belanda MICN Amsterdam. (Yuke Mayaratih)

Sementara itu, Esther Lumanau mengatakan, saat mengikuti ibadah bersama di saat Natal, ia merasakan damai dan sukacita. “Usai ibadah suasana akrab dan hangat kembali meski sangat terbatas dan cuma sebentar. Tapi saya bersyukur dengan semuanya,” ujarnya.

Amalia Lily , warga Indonesia yang sudah 40 tahun menetap di Belanda, mengaku rindu kampung halaman, terutama di saat Natal seperti ini. “Kalo saya menyanyikan lagu Malam Kudus bersama dengan orang-orang Manado, rindu saya sedikit terobati. Soalnya kan torang di sini pake bahasa Indonesia deng logat Manado,” kata Lily sambil tersenyum.

Amalia Lily bersama pendeta Barry von Oerthel. (Yuke Mayaratih)

Ada 10 simbol doa yang disampaikan saat ibadah, antara lain mendoakan bangsa dan negara Belanda, Tanah Air Indonesia, para pengungsi dan orang yang sakit. Selanjutnya, penginjil Barry von Oerthel membawakan pesan Natal dengan tema: “Kelahiran Yesus memberikan kepastian yang luar biasa bagi manusia”.

Seusai acara, panitia mengumumkan bahwa panitia Natal kali ini tidak mengadakan makan bersama. Tapi sebagai gantinya, jemaat diberikan satu porsi makanan yang berisi antara lain mie goreng, ayam rica-rica, telur balado, sayuran tumis, kerupuk, dan rendang. Juga buah jeruk dan air mineral. Makanan itu dimasukkan ke dalam satu tas plastik lengkap dengan kartu ucapan Selamat Natal. Para jemaat mendapat porsi makanan tersebut saat pulang.

Tas plastik berisi 1 porsi makanan khas Indonesia, jeruk, dan air mineral, untuk dibawa pulang jemaat. (Yuke Mayaratih)

Acara selesai tepat pukul 18.00 sore waktu setempat. Menurut Ade Sarendeng, peraturan di Belanda sangat ketat. Acara harus selesai tepat waktu, dan semua tamu harus segera meninggalkan gedung. Hanya panitia yang boleh tinggal selama 1 jam untuk membereskan dan merapikan gedung.

Editor: Tian Arief