Tak Ada Larangan Khusus, Gereja Minahasa di Belanda Tetap Gelar Kebaktian Natal

Penulis: Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com, Amsterdam – Gereja Minahasa di Belanda menggelar kebaktian Natal. Sebanyak 110 warga Indonesia yang tinggal di Negeri Kincir Angin itu mengikuti ibadah Natal bersama, di gereja bernama MICN (Minahasa International Church of The Netherlands) itu, Sabtu (25/12). Gereja itu berlokasi di gedung De Verbinding, Amsterdam. Sayangnya, tidak semua jemaat bisa datang, karena kebijakan lockdown yang ditetapkan pemerintah Belanda.

Vocal Group Tabernakel MICN Amsterdam turut menyemarakkan Natal bersama di Gereja Minahasa. (Yuke Mayaratih)

Menurut Ade Sarendeng, salah seorang pengurus MICN, pembatasan tamu yang datang disesuaikan dengan kapasitas gedung, yaitu 250 orang. “Nah karena ada aturan jaga jarak 1,5 meter, maka mau tak mau hanya setengahnya saja yang boleh datang. Yang pasti semua tamu yang hadir harus mendaftar terlebih dahulu, supaya jumlahnya pas. Kalau kuota sudah terpenuhi, maka dengan sangat terpaksa kami menolaknya,” kata Ade kepada Kabarbelanda.com.

Panitia Natal 2021, MICN Amsterdam. (Yuke Mayaratih)

Dalam undangan kepada para jemaat dituliskan, acara dimulai pukul 15.00 sampai pukul 17.30 waktu setempat. Tapi para jemaat umumnya datang lebih awal, di tengah suhu udara yang dingin, yaitu minus 1 sampai 0 derajat celsius.

Sambil menunggu ibadah dimulai, para jemaat saling bertukar kabar dan berbagi cerita, ditemani kopi atau teh hangat dan beberapa kue khas Indonesia. Maklum saja, ini adalah kesempatan satu-satunya bagi mereka saling bertemu secara fisik.

Makan malam bersama terpaksa ditiadakan. Sebagai gantinya, masakan khas Indonesia dikemas dan dibawa pulang. (Yuke Mayaratih)

Ibadah Natal berjalan dengan penuh hikmat, diawali dengan menyanyikan lagu bersama. Vocal group “Tabernakel” dan Koor MICN ikut menyemarakkan suasana Natal tahun 2021 ini. Saat lagu Malam Kudus dinyanyikan bersama, lampu sengaja dipadamkan. Jemaat menyalakan lampu elektrik mini berbentuk lilin, yang dibagikan saat memasuki gedung. Suasana terasa lebih khusuk. Beberapa jemaat tampak hanyut dalam suasana. Bisa jadi karena membayangkan suasana Natal di Tanah Air.

Menyanyikan lagu Malam Kudus sambil menyalakan lampu elektrik mini berbentuk lilin. (Yuke Mayaratih)

Menurut ketua MINC Amsterdam, Peter Roy Lumanau, ibadah ini tetap diadakan karena keinginan yang besar dari warga Indonesia untuk berkumpul dan bersilaturahmi. “Jadi kita upayakan tetap ada. Tapi tentu saja kita tetap mengikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah Belanda. Misalnya menggunakan masker dan mengatur jarak tempat duduk 1,5 meter. Kami juga terpaksa tidak mengadakan acara makan bersama seusai ibadah, seperti biasa dilakukan,” kata Roy lebih lanjut.