
(Dok Andi Tinellung)
Dia menambahkan, Indonesia bisa mengambil peluang ini, khususnya bagi para pemuda Indonesia, dengan mempersiapkan skills yang mereka miliki. Salah satu syarat utamanya, menurut Saufi, adalah
kemampuan berbahasa Jerman yang baik, minimal level B2.
Di akhir paparannya, Saufi menyampaikan beberapa keuntungan Ausbildung di Jerman, antara lain, mendapat tunjangan pelatihan, pendampingan dari instruktur profesional, memperluas kontak dan jaringan profesional, pengalaman praktik langsung dengan industri, dan kontrak kerja sebagai pegawai tetap.
Saufi juga mengingatkan agar para pemuda mengumpulkan informasi terkait lowongan vokasi ini dari sumber yang resmi dan benar.

Narasumber lainnya, Maulandiki Dani (Senior Executive Training & Education Department AHK-EKONID), selain memaparkan sistem pendidikan umum di Jerman, juga menerangkan tentang sistem pendidikan vokasi dan budaya kerja di Jerman.
Menurutnya, Pendidikan dan pelatihan vokasi di Jerman merupakan salah satu jaminan terpenting agar dunia usaha dan dunia industri mampu bersaing dalam persaingan global. Pendidikan dan pelatihan vokasi, khususnya Sistem Ganda, ujar Diki, memberikan bekal kepada para generasi muda, untuk masa depan yang lebih menjanjikan. Diki juga menyebutkan bahwa keberhasilan ini dibuktikan dengan rendahnya angka pengangguran usia muda di Jerman.
Narasumber terakhir, Muhamad Yunus, yang saat ini mengikuti pendidikan dan pelatihan vokasi sebagai perawat di LWL-Akademie für Gesundheits-und Pflegeberufe (Akademi Kesehatan dan Keperawatan) di kota Münster Jerman ini, menceritakan tentang pengalamannya selama mengikuti program Ausbildung di Jerman.

Selain itu, pemuda asal Subang, Jawa Barat ini menjelaskan tata cara melamar, syarat-syarat yang harus dipenuhi dan menentukan bidang sesuai dengan kemampuannya. “Harus benar-benar jujur terhadap diri sendiri, bidang apa yang ingin diambil, jangan mengikuti apa kata orang,” tutur Yunus.
Dikemukakannya juga bahwa calon peserta Ausbildung harus bisa berbahasa Jerman, dan saat magang harus membaur dengan rekan kerjanya, serta jangan sungkan untuk banyak bertanya.
Acara webinar yang bertujuan untuk mengenalkan program pendidikan alternatif bagi pemuda Indonesia yang ingin bersaing secara global dalam dunia kerja, khususnya di Jerman ini, berlangsung sekitar 2 jam, diikuti hampir 200 peserta dari Jerman, negara-negara Eropa lainnya, maupun Indonesia.
Dengan diselenggarakannya acara ini, KNPI Jerman berharap akan semakin terbuka minat dan wawasan pemuda di seluruh Indonesia, guna menjadi tenaga terampil dan terdidik berkualifikasi Jerman, serta bisa memberi bekal pengetahuan maupun pengalaman. Dengan demikian, para pemuda bisa mempersiapkan diri menjadi pemain ekonomi dan wirausahawan menuju Indonesia Emas 2045.
Editor: Tian Arief