Seusai permainan, mereka lalu bersantap bersama dengan hidangan spesial. Bagi pembaca yang berada di Tanah Air, tentu menu-menu ini sudah jadi makanan keseharian, tapi bagi WNI yang sudah lama tinggal di Belanda, menu lontong sayur betawi, bihun goreng jawa, ikan asin pete, dan rendang jengkol, misalnya, adalah menu yang “super mewah”.
Meski semua bahan makanan khas Indonesia itu tersedia di banyak toko di Belanda, namun bagi Jane harganya tidaklah murah. Kendati demikian, Jane sengaja merogoh kocek lebih dalam demi merayakan kebersamaan mereka dalam rangka peringatan kemerdekaan Indonesia. Selain jengkol dan ikan asin, Jane tak lupa menyediakan kerupuk dan sambel sebagai pendamping menu istimewa itu.
“Tadinya, jika cuaca bagus, mereka akan mengadakan acara di udara terbuka. Kebetulan rumah saya dekat dengan lapangan rumput yang biasa dipakai piknik. Tetapi karena suhu udara 16 derajat celsius dan hujan gerimis, maka tak ada pilihan lain selain melakukannya di dalam rumah. Tapi yang penting tetap seru,” tutur perempuan Lampung yang sudah menetap di Belanda selama 22 tahun itu.

Sayangnya semua keseruan itu tak dihadiri para suami mereka. “Kan hari kerja. Jadi suami atau pasangan sedang ngantor. Jadi memang hanya ibu-ibu aja yang ikutan dan anak yang masih libur sekolah. Tapi ngga apa-apa, yang penting kita bisa menciptakan suasana seperti di kampung saat masih kecil. Nostalgia,” ujar Jane sambil tertawa.
Meski sudah lebih dari dua dekade tinggal di Belanda, setiap 17 Agustus, Jane selalu merasa rindu Tanah Air. Dia teringat masa kecil di kampung halaman. “Kangen dengan Indonesia, terutama suasana meriah saat masih kecil. Dulu suka ikut lomba-lomba tujuhbelasan di kampung,” kisahnya.
Usai makan-makan, tibalah saat yang paling mereka nantikan: pembagian hadiah. Hadiah atau kado yang dibagikan antara lain, balsem buat kerokan, aneka kerupuk, atau bahan-bahan kue tradisional Indonesia. Sederhana, namun sangat mereka butuhkan.
“Semoga tahun depan, saat pandemi sudah tidak ada lagi dan kita bebas berkumpul. Kita mau bikin acara 17-an seperti ini yang lebih meriah dengan mengundang banyak orang,” kata Jane, menutup pembicaraan.
Editor: Tian Arief