Pemilu Belanda Sudah Usai Namun Kabinet Tak Kunjung Terbentuk, Mengapa?

“Skandal catatan Ollongren” ini tidak berakhir begitu saja. Tweede Kamer tetap mempertanyakan, mengapa posisi seorang wakil rakyat telah dibicarakan di langkah panduan pembentukan kabinet dan siapakah yang menyerukan kata-kata itu? Tweede Kamer memerintahkan van Ark dan Koolmees untuk membuka untuk umum semua catatan yang mereka punya.

Akhirnya terbukti bahwa catatan tentang Omtzigt dibuat berdasarkan kata-kata Rutte: “Kita harus berbuat sesuatu untuk Omtzigt, jadikan dia menteri”. Oposisi di Tweede Kamer menyatakan mosi tidak percaya kepada Rutte, tetapi koalisi tetap melindungi Rutte. Rutte juga dilindungi partainya dan tetap menjabat sebagai ketua partai VVD. Tweede Kamer memilih pemandu baru untuk pembentukan kabinet baru, yaitu Tjeenk Willink.

Pada akhir April lalu, Tjeenk Willink menyerahkan laporan kepada ketua Tweede Kamer bahwa seorang informatur (pembentuk kabinet) bisa dipilih. Menurut laporannya, partai-partai tetap masih saling percaya untuk dapat bekerja sama memerintah negara Belanda, setelah kejadian skandal catatan Omtzigt tersebut. Pada awal Mei, Mariƫtte Hamer ditunjuk sebagai pembentuk kabinet.

Namun kini, sudah memasuki Juli, dan masih belum ada tanda-tanda terbentuknya kabinet baru. Hal ini disebabkan terlalu banyaknya partai-partai kecil. Untuk membentuk satu kabinet yang terdiri dari 76 kursi, diperlukan sedikitnya empat sampai lima partai untuk membentuk koalisi.

Semakin banyak partai yang terlibat, semakin sulit pula mendapatkan persetujuan memerintah bersama. Setiap partai tentunya mementingkan kepentingan partai mereka agar mereka tidak mengecewakan pemilihnya.

Partai VVD dan D66 pastinya akan bekerja sama. Partai ketiga CDA mau juga. Tetapi posisi mereka bertiga belum cukup untuk meraih 76 kursi di dewan rakyat. Harus ditambah dengan satu atau dua partai lainnya.

Juga ada partai-partai yang menyatakan tidak mau bekerja sama dengan VVD, jika Mark Rutte ikut memerintah. Partai PvDA dan Groenlinks hanya mau bekerja sama jika kedua partai dilibatkan. Partai VVD dan CDA hanya mau bekerja sama dengan PvDA atau dengan Groenlinks. D66 tidak mau bekerja sama dengan Christen Unie, karena perbedaan pandangan tentang aborsi.

Karena sulitnya pembentukan kabinet ini, Partai VVD dan D66 sebagai dua partai pemenang pemilu akan mencanangkan rencana mereka untuk memerintah Belanda. Dengan demikian, mereka berharap partai-partai lain ingin ikut berpatisipasi dan mau bergabung membentuk koalisi.

Saat ini, Belanda memasuki masa liburan musim panas hingga awal September nanti. Pembentukan kabinet pastinya akan berjalan ekstra lamban. Untuk sementara, Belanda diperintah oleh Kabinet Demisioner Rutte III. Ini berarti, kabinet ini tetap memerintah tetapi tidak mengeluarkan UU baru atau mengambil keputusan-keputusan/masalah baru kecuali kebijaksanaan yang berhubungan dengan COVID-19.

Editor: Tian Arief