KBRI Den Haag Gagas Pertemuan Pengusaha Indonesia di Belanda untuk Perkuat Pasar Eropa

Penulis: Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com, Den Haag – Jaringan kemitraan di antara pelaku usaha Indonesia di Belanda sangatlah penting. Sebab, dengan adanya kedekatan satu sama lain, peluang untuk bekerja sama semakin terbuka, dan pada akhirnya akan memperkuat pasar barang-barang Indonesia di Eropa. “Mereka bisa saling melengkapi satu sama lain,” kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, kepada Kabarbelanda.com, di Den Haag, Kamis (27/5/21), melalui sambungan telepon.

Mayerfas mencontohkan, saat ada pengusaha di Belgia yang membutuhkan barang dari Indonesia, dia tidak perlu jauh-jauh mengimpor dari Indonesia, cukup membelinya dari pengusaha Indonesia yang ada di Belanda. Karena itu, rencana pertemuan para pelaku usaha asal Indonesia di Belanda, yang akan digelar dalam waktu dekat ini, menjadi strategi Mayerfas sebagai Dubes, untuk memperkuat jaringan dan kemitraan usaha.

Pengusaha Indonesia di Belanda peserta diskusi yang digagas KBRI Den Haag. (Moniq Patricia)

“Jadi step awal saya adalah memang mengumpulkan pelaku usaha di Belanda dulu. Baru setelah itu mengumpulkan pelaku usaha yang ada di Eropa. Sudah dijadwalkan tanggal 28 Mei 2021,” tutur Mayerfas.

Selama ini, para pelaku usaha asal Indonesia di Belanda sama sekali belum pernah mengadakan pertemuan seperti ini. Mereka bergerak sendiri-sendiri. Padahal mereka bisa saling mengisi. Dengan berjejaring, kata Mayerfas, maka pelaku usaha yang kecil bisa menjadi besar, dan yang besar bisa menjadi lebih besar lagi. Tidak saja di Belanda tapi juga di Eropa.

Mayerfas melanjutkan, langkah ini barulah langkah awal, dan pertemuan ini adalah pertemuan pertama para pelaku usaha. “Supaya saling kenal, tukar pikiran dan diskusi. Bahasanya biar nyambung dulu,” ujarnya.

Dalam hal ini, KBRI hanya memfasilitasi apa yang mereka perlukan. Misalnya, hambatan apa yang mereka alami selama ini. Apakah perlu membentuk asosiasi. Dengan begitu, ada kelompok penekan yang bisa dipakai untuk memajukan kepentingan kita. Selain itu, mereka juga bisa memberikan masukan kepada pemerintah melalui jalurnya masing-masing. Jadi, kata Mayerfas, ada bargaining position yang lebih kuat.

“Misalnya, menyampaikan bagaimana mendatangkan tenaga kerja yang mereka butuhkan, agar prosedurnya dipermudah. Soalnya persaingan merebut pasar Eropa cukup kuat. Seperti Vietnam, Thailand, dan China. Mereka juga melakukan hal yang sama. Masing-masing negara melakukannya untuk meningkatkan ekspor mereka,” paparnya.

Editor: Tian Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :