Penulis : Yuke Mayaratih
Kabarbelanda.com, Den Haag – Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Bagi umat islam, ini adalah kesempatan untuk berbagi dengan sesama. Ini juga yang dilakukan jamaah masjid Al Hikmah, di Den Haag Belanda. Sekitar 50 warga Indonesia yang bermukim di sana menerima paket bantuan dari pengurus Masjid Al Hikmah Den Haag, bekerja sama dengan KBRI Den Haag.
Menurut Ketua takmir masjid Al Hikmah Den Haag, Nur Hasyim Subadi, pemberian bantuan di bulan Ramadhan adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun sejak 1997. Bantuan ini diberikan bagi WNI yang tinggal di sekitar ibukota Belanda itu.
“Sasaran bantuan kami kali ini adalah warga Indonesia yang membutuhkan. Misalnya, mereka yang baru datang ke Belanda, kebanyakan yang undocumented (tidak memiliki dokumen resmi). Mereka sering datang dan membantu kegiatan di masjid. Karena efek pandemi COVID-19, banyak juga di antara mereka yang penghasilannya berkurang drastis. Nah tentu saja mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” kata Nur Hasyim kepada Kabarbelanda.com, di Den Haag, Rabu (5/5/21).

Pengurus masjid biasanya memberikan bantuan Ramadhan sebanyak tiga kali. Pertama, bantuan yang diberikan pada hari Minggu (2/5), kemudian pada Minggu (9/5) kepada 25 warga Indonesia yang tinggal di sekitar Den Haag, dan terakhir pembagian uang zakat fitrah saat malam takbiran. Tentu saja si penerima bantuan adalah orang yang berbeda. Jadi uang zakat yang terkumpul diberikan kepada para mustahik atau mereka yang berhak menerimanya.
Bantuan dari KBRI Den Haag diserahkan oleh Duta Besar RI untuk kerajaan Belanda, Mayerfas, pada Minggu (2/5). Dodi, salah seorang penerima bantuan, mengaku sangat bersyukur menerima paket 4,5 kg beras, 1 dus mie instan, minyak goreng, telur, sarden, dan sosis sapi.
“Alhamdullilah ada perhatian dari Bapak Duta Besar, dan bantuan ini sangat membantu saya karena penghasilan saya turun sejak ada COVID. Saya juga terharu sekaligus senang bisa bertemu dan berbicara langsung dengan Pak Dubes. Orang kecil seperti saya yang tinggal jauh dari Tanah Air untuk mencari rezeki, dan saya mendapat perhatian personal seperti ini, rasanya sangat senang,” tutur Dodi
Dodi adalah salah satu warga Indonesia yang bekerja di Belanda tanpa surat atau dokumen resmi untuk bekerja. Pria berusia 40 tahun asal Cirebon Jawa Barat ini terpaksa meninggalkan kedua anaknya di Tanah Air untuk mencari rezeki di Belanda.