Pandemi, Masjid Al Ikhlash Amsterdam Gelar Kegiatan Ramadhan Online

Penulis: Yuke Mayaratih

Kabarbelanda.com, Amsterdam – Kegiatan Ramadhan di masa pandemi COVID-19 ini menjadi berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya. Beberapa pembatasan membuat umat Islam, khususnya yang bermukim di Belanda, tidak seleluasa sebelum pandemi. Misalnya, pelaksanaan shalat taraweh yang tidak bisa dilakukan di masjid karena pemberlakuan jam malam dan protokol kesehatan yang ketat. Namun demikian, ini tidak mengurangi semangat dalam ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan suci ini.

Tahun lalu pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan tiap minggu. Dalam setahun, masjid Al Ikhlash di kota Amsterdam sempat buka beberapa minggu, dengan jumlah jamaah terbatas. Lalu kemudian ditutup sama sekali. Demikian pula dengan toko-toko dan fasilitas pelayanan publik. Lalu buka lagi dengan protokol yang ketat, termasuk jaga jarak 1,5 meter antara satu orang dengan lainnya dan wajib mengenakan masker.

“Jadi kami mengikuti kebijakan tersebut,” kata Hasanul, Wakil Ketua Koordinator Bulan Ramadhan Al Ikhlash, kepada Kabarbelanda.com, Rabu (14/4/21), melalui sambungan telepon video.

Sebelum ada COVID, masjid Al Ikhlash setiap hari melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengisi bulan Ramadhan. Mulai dari pengajian anak-anak hingga ceramah Ramadhan. “Bahkan kami khusus mengundang ustad dari Jakarta dan tinggal bersama kami di Amsterdam selama sebulan penuh. Ustad itu memberikan ceramah dan menjalankan ibadah bersama di masjid,” kata Hasanul.

Sayangnya kegiatan seperti itu kini tak mungkin lagi dilakukan, karena pandemi. “Namun tanpa mengurangi semangat Ramadhan, kami tetap mengadakan kegiatan selama sebulan penuh. Kegiatan Ini kami lakukan secara online. Baik melalui Zoom maupun live streaming di channel YouTube,” tutur Hasanul.

Hasanul menjelaskan, setiap hari selama sebulan penuh, masjid Al Ikhlash mengawali kegiatan dengan tahsin atau pengajian anak-anak, yang dilakukan 30 menit sebelum shalat magrib. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan Al Quran (mengaji) atau Iqro untuk yang berusia dewasa muda, tergantung level si anak. Lalu dilanjutkan dengan story telling. Para peserta menceritakan kisah 25 Nabi dan sahabat-sahabatnya.

“Nah setelah buka puasa pukul 20.30, acara online break sejenak, untuk memberi waktu bagi jamaah berbuka puasa bersama keluarga, shalat magrib berjamaah. Pada pukul 21.00 CET dilanjutkan dengan mendengar taushiyah (ceramah) Ramadhan secara live streaming di media Zoom atau YouTube channel PPME Al Ikhlash Amsterdam. Sekitar pukul 22.15, acara taushyiah online selesai karena waktu sholat isya sudah masuk, dan keluarga akan sholat isya dan taraweh berjamaah di rumah masing-masing,” ujarnya.

“Rencana mengundang penceramah dari Indonesia ke Belanda khusus di bulan Ramadhan tahun ini tidak memungkinkan, karena situasi pandemi. Ustad terpilih tidak jadi diberangkatkan. Namun insyaa Allah tahun 2022 bisa terlaksana. Padahal kami sudah melakukan seleksi dari 80 ustad yang diusulkan, yang terpilih adalah Ustad H. Tamamul Fikri. Sebenarnya pembukaan bulan suci Ramadhan ini kita sudah mulai secara online sejak Sabtu, 10 April kemarin. Agendanya adalah memperkenalkan ustad terpilih yang akan membawakan ceramah dan program selama bulan Ramadhan,” tutur Hasanul penuh semangat.

Kegiatan Ramadhan di masjid Al Ikhlash Amsterdam sebelum pandemi. (Dok Al Ikhlash Amsterdam)