Perempuan sebagai agen kebudayaan
Dalam kesempatan itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si mengatakan, perempuan adalah agen kebudayaan, bukan obyek kebudayaan.
“Tradisi budaya kita telah dengan sendirinya bercerita bagaimana perempuan nusantara ini berperan dalam membangun budaya. Tidak hanya berkontribusi dalam pelestariannya, perempuan juga berperan besar dalam menciptakan kebudayaan di Indonesia,” ucap Menteri PPPA, dalam sambutannya pada kegiatan sharing online tersebut.

Menteri mengajak agar para perempuan Indonesia berjuang mewujudkan ‘Kebaya goes to UNESCO’, saling bahu membahu, bergotong royong, bersolidaritas, untuk mendorong kemajuan kebudayaan Indonesia di kancah peradaban dunia, melalui kebaya.
Gerakan mengenakan kebaya di Eropa
Acara ini menarik perhatian public. Mereka yang belum begitu mengenal tentang kebaya sangat antusias dan mereka berharap segera diadakannya sharing online berikutnya dengan tema berbeda.

Para peserta sharing online juga mengharapkan segera diadakannya gerakan offline atau aksi nyata di negara-negara Eropa. Para perempuan diaspora Indonesia diharapkan mengenakan kebaya dalam keseharian, agar gaung nya lebih kuat dan bangsa-bangsa didunia lebih mengenal lagi budaya kita dan mengetahui bahwa kebaya adalah salah satu warisan nenek moyang kita.
PBI-Eropa sangat berharap seluruh diaspora dapat saling bahu membahu dan bersatu dalam menyukseskan gerakan Kebaya Goes to UNESCO ini. Dan dalam waktu dekat PBI-Eropa akan membuat kembali acara-acara lain yang dapat dilihat di laman media sosial PBI, seperti Facebook, Instagram, dan YouTube. {}
Comments are closed.