Direktur Rijksmuseum Taco Dibbits menyebutkan, pameran ini merupakan kerja keras dari kurator Belanda maupun Indonesia.
Menurutnya, seluruh koleksi yang dipamerkan dikurasi oleh empat kurator, masing-masing Harm Stevens dan Marion Anker dari Rijksmuseum Belanda, serta Amir Sidharta (Direktur Museum Universitas Pelita Harapan Tangerang) dan Bonnie Triyana (sejarawan).
Adapun koleksi seni dan benda bersejarah yang dipamerkan, selain berasal dari berbagai museum dan institusi di Belanda, juga berasal dari sejumlah museum di Indonesia, seperti Museum Affandi Yogyakarta, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Art Council, Museum Seni Rupa Jakarta, Museum Komunikasi dan Informatika Jakarta, dan Museum Universitas Pelita Harapan Tangerang.
Berbagai koleksi yang ditampilkan, di antaranya kamera yang merekam Rapat Akbar di Lapangan Ikada (Lapangan Monas); koleksi dokumen dari dinas intelijen Belanda di masa kolonial, termasuk album foto pribadi Rosihan Anwar; lukisan atau sketsa Perundingan Linggajati karya Henk Ngantung (pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta); dan lukisan karya Sudarso yang menggambarkan potret Tanja Dezentje, warga Belanda yang menjadi WNI dan turut berjuang sebagai wakil Indonesia dalam diplomasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke seluruh dunia.
Pameran ini juga menampilkan seni instalasi karya Timoteus Anggawan Kusno, seniman asal Yogyakarta. Seni instalasi ini menggambarkan perjuangan Indonesia sebelum revolusi kemerdekaan. Di sini ditampilkan objek yang berasal dari masa kolonial, seperti pigura lukisan potret Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Pengarsipan Yang Baik