Ada sebuah permainan edukasi untuk anak-anak mengekspresikan kreativitas, yakni membuat pesawat atau perahu dari bahan-bahan kardus bekas. Ada pula tempat untuk anak-anak dan orang dewasa untuk mengekpresikan diri melalui gambar atau lukisan.
Putri kami sangat antusias melihat-lihat barang-barang antik dari berbagai zaman. Juga, naluri ingin tahunya yang besar mengenai apa hubungan Belanda dan Indonesia, membuat bapak ibunya ini harus mengingat-ingat kembali pelajaran sejarah yang sudah lama tidak dipelajari.
Benda Koleksi Indonesia-Belanda
Memasuki Rijksmuseum, kita serasa diajak melayang ke masa lampau, lewat benda-benda koleksi museum yang menunjukkan adanya keterkaitan masa lampau antara Belanda dan Indonesia. Bukan satu-dua koleksi, melainkan ada banyak sekali benda koleksi yang menampilkan benda bersejarah Indonesia-Belanda.
Mengelilingi Rijksmuseum berlantai 4 itu butuh waktu minimal sehari, jika anda ingin melihat seluruh koleksi museum yang jumlahnya sangat banyak itu. Di salah satu ruang pamernya terdapat sebuah miniatur pasar tradisional di Nusantara, juga alat musik gamelan dan para pemainnya.
Di sisi lain ruangan, ada lukisan Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock, yang merupakan lukisan cat minyak di atas kanvas karya Nicolaas Pieneman, antara tahun 1830 dan 1835.
Lukisan itu menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro yang menandai berakhirnya Perang Jawa (1825-1830) dari perspektif kolonial Belanda sebagai pihak yang menang. Di ruangan lainnya, dipamerkan mahakarya pelukis-pelukis dunia, seperti Van Gogh, Monet, Vermeer, dan Rembrandt.
Bila anda ingin mengunjungi Rijkmuseum, datanglah antara pukul 09.00 hingga 17.00 waktu Belanda. Tiket masuk dapat diperoleh melalui pemesanan online maupun langsung membelinya di loket museum. Harga tiket masuk untuk dewasa 15 euro (sekitar 240 ribu rupiah).
Coba deh. Mengunjung museum ternyata asik juga!
Editor: Tian Arief