Kabarbelanda.com – BEBERAPA hari lalu, kami mengunjungi sebuah Rijkmuseum (Museum Nasional) di Amsterdam, Belanda. Kebetulan, museum seni terbesar di Belanda itu sedang menggelar pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1945-1949. Wah, ini adalah kesempatan menarik bagi kami.
Di museum yang mulai dibuka pada 1885 itu, berbagai koleksi seni berupa lukisan tentang Eropa sekitar tahun 1100 hingga awal milenium baru atau tahun 2000, diarsipkan dengan baik, disertai keterangan-keterangan tentang apa yang terjadi pada periode tersebut.
Sedangkan pameran Revolusi Kemerdekaan, khusus membahas tentang hubungan Indonesia dan Belanda. Belanda dan Indonesia memiliki hubungan yang dekat, rumit, dan kompleks. Sebuah hubungan yang dimulai dari ratusan tahun lalu, hingga saat ini. Hubungan tersebut bermacam-macam bentuknya.
Pameran yang dibuka oleh Dubes RI untuk Kerajaan Belanda ini menampilkan rekaman sejarah melalui lebih dari 200 koleksi seni dan benda bersejarah yang merepresentasikan pandangan 20 pelaku atau saksi sejarah, mulai dari pejuang, seniman, diplomat, politisi, hingga jurnalis -pada periode 1945 (Proklamasi Kemerdekaan) hingga agresi militer Belanda pada 1949.
Ya, pada periode tersebut, kita mengenal beberapa kejadian yang diajarkan pada pelajaran sejarah. Tentang agresi militer oleh pasukan Sekutu, Peristiwa 10 November oleh arek-arek Suroboyo, dan lain sebagainya.