Tampak di rak yang kosong itu tertulis “barang sedang tidak tersedia”. Dan kalaupun ada, pelanggan hanya boleh membeli satu botol saja (kemasan 1 liter dan 2 liter). Bukan saja minyak goreng yang kosong, persediaan aneka gandum dan tepung terigu pun kosong. Padahal gandum dan terigu adalah bahan baku utama pembuatan roti. Setiap hari, orang Belanda sarapan dan makan siang roti.
Nickkytaty, seorang warga Indonesia yang tinggal di Pummerend Belanda akhirnya menemukan minyak goreng di supermarket ketiga yang ia datangi. Di dua supermarket yang disambanginya sebelumnya, ia gagal mendapatkan minyak goreng.
Biasanya, menurut Roma, warga Indonesia yang tinggal di Den Haag, harga minyak goreng yang sebelumnya 1,99 euro, sekarang naik menjadi 2,45 euro. Selain minyak oreng, aneka tepung dan beras juga tidak ada lagi stoknya.
Melambungnya harga minyak goreng ini menjadi pukulan telak bagi industri kecil makanan siap saji, yang disajikan dikedai-kedai snack di Belanda. Mereka biasanya menjual kentang goreng (patat), risoles, kroket, bitterbollen, dan cemilan lain yang serba digoreng.