Penulis: Yuke Mayaratih
Kabarbelanda.com – Warga Belanda mulai panik karena terjadi kelangkaan minyak goreng dan aneka tepung. Padahal, tepung gandung dan tepung terigu merupakan bahan baku utama pembuatan roti, makanan utama orang Belanda. Mereka juga senang sekali dengan cemilan yang digoreng menggunakan minyak.
Di rak supermarket terpasang tulisan “Akibat perang Ukraina.” Demikian pengamatan Kabarbelanda.com, di kota Deventer, Belanda, Jumat (18/3/22).

Federasi Produk Industri Bahan Makanan Belanda (FNLI/Federatie Nederlandse Levensmiddelenindustrie) menyatakan bahwa 4 sampai 6 pekan ke depan, persediaan minyak goreng akan kosong. Ini akan menjadi persoalan besar bagi masyarakat belanda.
Sebagaimana diberitakan, perang antara Rusia dan Ukraina berpengaruh terhadap perekonomian Eropa, termasuk Belanda. Setelah kenaikan gas yang menjadi perhatian pemerintah Belanda, kini terjadi pengurangan pasokan minyak goreng, tepung terigu, gandum, serta beras.

Menurut juru bicara Pusat Biro Makanan (CBL/Centraal Bureau Levensmiddelen), Ukraina adalah pemasok terbesar produk minyak goreng ke Belanda. Maka tak mengherankan, setelah krisis yang terjadi di negeri bekas pecahan Uni Sovyet itu, sebanyak dua pertiga dari minyak goreng yang beredar di pasaran Belanda berkurang secara drastis.
Setiap krisis selalu berdampak pada ketidaktersediaan bahan pangan. Sebelumnya, terjadi kelangkaan bahan pangan saat pertama kali pandemi COVID-19 melanda. Dan kini, adanya perang Rusia-Ukraina, hal ini terulang kembali.

Dalam satu-dua hari ini, minyak goreng dan aneka jenis tepung makin sulit ditemukan di Belanda. Hampir semua supermarket besar, rak tempat minyak goreng dan sejenisnya, tampak kosong melompong. Menurut pelayan supermarket yang ditemui Kabarbelanda.com, dalam dua hari ini persediaan minyak goreng dibatasi. Setiap pagi, mereka mengisi stok di rak yang kosong. Tapi dalam waktu singkat stok itu habis terjual. Bagi pembeli yang kehabisan minyak goreng, terpaksa harus kembali esok pagi.