Esasamana, Tak Sekadar Ajang ‘Jamming’ Anak Band Indonesia di Belanda

Sejak tahun 2017, studio di kawasan De Meern Utrecht resmi menjadi tempat berkumpulnya anak band Indonesia di Belanda. Namanya Studio Esasamana yang bermakna “satu tujuan”.

Jumlah anggota saat ini ada 12 orang. Mayoritas tinggal di kota Utrecht, yaitu Dea, Gusdu, Halim, Pris dan Carlo. Sementara anggota lainnya, Kiki dan Roger tinggal di Houten. Sedangkan Dolly tinggal di Veghel, Tom tinggal di Ijsselstein, Yana di Amersfoort, Martin dan Yeti di Nieuwegein.

Tujuan utama kelompok ini adalah membangun kebersamaan lewat musik. Ke -12 anggota ini sepakat untuk wajib hadir ke studio pada minggu pertama tiap bulannya. Tak hanya bermusik, pertemuan juga jadi ajang curhat dan makan-makan tentu saja.

Kiki, yang selalu menyempatkan diri untuk jamming karena bisa rileks (Foto: Dok. pribadi)

“Untungnya anggota kami ada dua perempuan, jadi selalu kepikiran untuk membawa makanan, paling tidak snack untuk dimakan bersama saat jeda,” kata Kiki sambil tertawa.

Menurut Kiki, studio sering juga dipakai group band lain untuk latihan. Misalnya sebelum mereka pentas atau membuat pertunjukan musik, bisa pakai studio ini. Bayarnya sukarela.

Carlo mengaku, sering juga ke studio sendirian. Bernyanyi dan latihan vokal. Kadang juga sambil main gitar. Maklum, rumah di Belanda umumnya berdempetan. Jadi kuatir mengganggu tetangga atau orang rumah.

Ikatan persaudaraan tumbuh karena musik. Meskipun adakalanya berkumpul tanpa main musik, tetapi lewat makan bersama. (Foto: Carlo Tamba)


“Kalau di studio kan lebih leluasa. Selain kita bisa datang jam berapa saja, sampai pagi di situ, bisa juga ajak teman-teman pemusik lainnya yang ada di Amsterdam atau kota lain untuk jamming bareng,” kata Carlo.

“Kalau kata orang Belanda gezellig, atau bergembira ria dan kita bisa akrab satu sama lain. Hubungannya jadi seperti keluarga. Kadang-kadang kita ngga usah main musik bareng, tapi ngumpul dan makan di warung Indonesia, karena sudah dekat satu sama lain,” kata Carlo yang beristrikan perempuan Belanda.

Dengan membayar 25- 30 Euro tiap bulan, para anggota punya kesepakatan lain. Yaitu jika salah satu anggota atau keluarganya berulang tahun dan bikin acara pesta misalnya, tidak perlu mengeluarkan uang ekstra untuk band musik.

One Comment on “Esasamana, Tak Sekadar Ajang ‘Jamming’ Anak Band Indonesia di Belanda”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




Enter Captcha Here :