Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, memberikan contoh kontribusi Belanda baru-baru ini untuk pengelolaan banjir di Jakarta, seperti National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dan proyek pengelolaan banjir yang sukses seperti Building with Nature di Demak, Indonesia dan Room for the River di Belanda.
Sedangkan mantan Menteri Lingkungan Hidup perioden 1993-1998, Sarwono Kusumaatmadja, menyatakan bahwa komunikasi yang efektif dan keterlibatan semua pemangku kepentingan sangat penting. Dalam mengatasi akibat bencana iklim yang makin parah membutuhkan penanganan tanggap darurat yang baik. Di sinilah peran penting ilmuwan dan peneliti.
Sedangkan perwakilan dari penulis enam Policy Briefs memberikan paparan dan rekomendasi strategi penanganan banjir utk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Presentasi dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang dimoderatori Dr. Annisa Triyanti dari Copernicus Institute of Sustainable Development, Utrecht University, mewakili para inisiator.
Kesimpulan diskusi

Kesimpulan utama dari diskusi ini adalah:
- Dibutuhkan integrasi yang lebih baik dari langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang harus dilaksanakan secara bersamaan dalam kerja sama yang baik.
- Perbaikan di semua sektor dan berbagai tingkatan (pemerintah, swasta, akademik) sangat penting dalam hal ini.
- Pentingnya mengatasi berbagai masalah dengan cara yang efektif, mengambil langkah-langkah kontekstual dan fokus pada transformasi.
Webinar diakhiri dengan pemutaran video peluncuran Policy Briefs, dimoderatori Wiwi Tjiook, MSc dari Taskforce Liveable Cities, IDN-NL atas nama penggagas. Kegiatan ditutup oleh Profesor Tri Nuke Pudjiastuti, Deputi Ilmu Sosial dan Humaniora Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2015-2021/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN).
Editor: Tian Arief